JAKARTA, KOMPAS.TV - Massa yang terdiri dari sopir JakLingko berdemonstrasi di depan Balai Kota (Balkot), Jakarta, Selasa (30/7/2024). Alhasil, 29 dari 94 rute layanan Mikrotrans tak dapat beroperasi hari ini.
"Sekaligus permohonan maaf kepada pelanggan atas tidak beroperasinya 29 rute layanan Mikrotrans atas inisiatif operator Mikrotrans," ujar Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta Daud Joseph dalam keterangannya, Selasa.
Menurut penjelasannya, tidak beroperasinya sejumlah layanan Mikrotrans merupakan reaksi atas implementasi dan penegakan aturan Transjakarta atas tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Meski demikian, ia menyebut Transjakarta menambah armada untuk memfasilitasi para pelanggannya. Khususnya pada wilayah-wilayah yang mengalami penyesuaian layanan Mikrotrans.
“Transjakarta sudah melakukan antisipasi dengan menambah armada-armada agar layanan tetap normal. Integrasi layanan Transjakarta dengan memperhatikan kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pelanggan tetap bisa beraktivitas dengan layanan Transjakarta baik BRT, non BRT, maupun rute mikrotrans yang beroperasi.
Adapun operator yang tetap berkomitmen pada layanan adalah Koperasi Wahana Kalpika (KWK), Pusat Koperasi Angkatan Udara (Puskopau), Koperasi Budi Luhur, dan Koperasi Purimas Jaya.
Baca Juga: Demo BEM SI atas 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Minta Presiden Tidak Cawe-Cawe Pilkada 2024!
Dikutip dari Tribunnews.com, berikut 29 rute Mikrotrans yang tidak beroperasi hari ini.
Wilayah Utara:
Wilayah Pusat:
Wilayah Timur 2:
Wilayah Barat:
Baca Juga: Tak Sempat Menghindar, Sepeda Motor Tabrak Mobil yang Hantam Separator Bus Transjakarta
Dikutip dari Kompas.com, para sopir JakLingko berdemo karena merasa diperlakukan tidak adil dan semena-mena oleh pimpinan Transjakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
“Hari ini kami ada di sini karena ketidakmampuan pimpinan Transjakarta dan Dishub semena-mena dan tidak adil,” bunyi tulisan di salah satu spanduk tuntutan yang digantung di pagar besi barikade polisi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
Operator atau sopir JakLingko Mikrotrans menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membenahi mekanisme upah mereka.
Pasalnya, upah para operator tergantung target kilometer. Namun, kemacetan di Jakarta membuat target ini sering tidak tercapai.
“Kontrak yang kita tanda tangani. Satu hari itu 200 km karena satu mobil dua shift, sopir pagi dan sopir siang. Ternyata, (target) ini pun banyak yang belum mencapai. Artinya, berdampak pada upah yang kita terima,” kata perwakilan dari Komilet Jaya, Jhon Kenedy, di depan Balkot Jakarta, Selasa.
“Terkait upah kita, saat ini upah kita sangat jauh di bawah yang layak. Dan, keterlambatan juga sering dialami."
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.