Kompas TV regional bali nusa tenggara

Krisis Air Bersih di Gili Trawangan, Ini Kata Para Pelaku Wisata

Kompas.tv - 25 Juni 2024, 14:44 WIB
krisis-air-bersih-di-gili-trawangan-ini-kata-para-pelaku-wisata
Seorang pekerja pariwisata tampak mengalirkan air melalui selang ke dalam jerigen-jerigen di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (25/6/2024). Krisis air bersih yang terjadi sejak Sabtu (22/6/2024) lalu membuat para pelaku wisata di Gili Trawangan mencari sumber air alternatif. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Iman Firdaus

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Krisis air bersih yang terjadi di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat sejak Sabtu (22/6/2024) lalu jelas memengaruhi para pelaku wisata. Apalagi, belum ada kejelasan kapan krisis air bersih itu akan berakhir. 

Budi, sebut saja begitu, menyebut hotel tempatnya bekerja mengalami pembatalan dan penurunan reservasi menyusul adanya krisis air bersih di Gili Trawangan. 

“Banyak booking-an cancel. Pokoknya kalau ada info air mati, booking-an langsung berkurang,” ujarnya saat ditemui Kompas.tv di depan hotelnya di Gili Trawangan, Selasa (25/6/2024).

Tetamu hotelnya yang telanjur menginap saat krisis air pun mengeluhkan air bersih yang berhenti mengalir. 

“Ya ada tamu kita yang komplain karena nggak ada air kemarin,” ungkapnya.

Baca Juga: Krisis Air Bersih di Gili Trawangan Belum akan Berakhir

Untungnya, akomodasi tempatnya bekerja telah memasang instalasi pipa memanfaatkan air sumur yang payau, demi tetamu hotelnya tetap mendapat air. 

Namun, tak semua akomodasi memiliki sumur sebagai sumber air alternatif. Yang tak memiliki sumur, terpaksa membeli air payau dan air bersih. 

Seorang pria tampak menyirami jalanan dengan air untuk mengusir debu di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (25/6/2024). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Arif misalnya. Pemuda yang bekerja di sebuah hotel di selatan Gili Trawangan ini menyebut perusahaan tempatnya bekerja membeli puluhan jerigen air payau dari akomodasi lain yang memiliki air sumur. Dalam sekali pengambilan air, ia membawa sekitar 20 jerigen yang diangkut menggunakan dongol, atau delman khusus untuk mengangkut barang.

“Hari ini sudah beberapa kali kita bolak-balik ambil air,” ujarnya sambil menunggui selang yang mengalirkan air ke belasan jerigen yang dibawanya.

“Air sumur ini untuk kita cuci-cuci,” terangnya.

Baca Juga: Gili Trawangan Terancam Krisis Air Bersih Pekan Ini, Asosiasi Hotel Gili Siap Tuntut PDAM

Lain lagi dengan Gede. Pekerja sebuah villa ini mengaku akomodasi tempatnya bekerja terpaksa membeli pompa air seharga Rp2,5 juta untuk menyedot air sumur sebagai pengganti air bersih dari PDAM yang berhenti mengalir.

“Kemarin bos saya langsung pasang pipa untuk sedot air sumur bor supaya ada air untuk tamu,” jelasnya.

Sejauh ini, para pelaku wisata seperti Budi, Arif, dan Gede melakukan upaya ekstra swadaya masing-masing demi roda ekonomi yang utamanya bergantung pada pariwisata tetap berjalan. Namun, mereka berharap agar krisis air di Gili Trawangan segera berakhir. Apalagi, bulan Juni hingga Agustus terbilang merupakan high season atau musim ramai wisatawan.

Kendati krisis air bersih jelas memengaruhi para pelaku wisata, tak semua wisatawan mengeluhkan hal itu. Setidaknya pada dua wisatawan yang ditemui Kompas.tv di pelabuhan Gili Trawangan, Selasa (25/6).

Hadia dan Sihame, dua wisatawan Prancis berdarah Aljazair yang berlibur di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (25/6/2024). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Hadia (31) dan Sihame (37) misalnya. Dua perempuan warga negara Prancis berdarah Aljazair ini mengaku tak menyadari adanya krisis air bersih selama tiga hari berlibur di Gili Trawangan. Lantaran, akomodasi tempat mereka menginap tetap mengalirkan air meski terasa asin.

“Air shower, wastafel, semua mengalir, tapi rasanya asin,” ujar Sihame.

Kendati begitu, keduanya mengaku tetap menikmati liburan mereka.

“Kami tetap menikmati liburan kami. Kami bersepeda keliling pulau, menyelam, menghabiskan hari di pantai yang cantik di pulau ini. Menyenangkan!” imbuh Hadia.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x