KEDIRI, KOMPAS.TV - Duka mendalam dirasakan oleh Suyanti (38) ketika mendapatkan kabar putranya, Bintang Balqis Maulana (14) tewas, diduga dianiaya oleh empat seniornya di Pondok Pesantren Al Hanifiyah, Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/2/2024).
Jenazah Bintang dipulangkan ke Banyuwangi. Saat itu, pihak pondok pesantren menyebut bahwa Bintang meninggal dunia karena terpeleset di kamar mandi.
Namun, keluarga curiga lantaran tubuh Bintang memiliki luka lebam hingga bekas sundutan rokok.
Baca Juga: Buntut Tewasnya Santri di Ponpes Kediri, Polisi Tetapkan 4 Tersangka Diduga Aniaya Korban
Suyanti membenarkan bahwa anaknya sempat minta untuk dijemput. Dalam tangkapan layar chat yang dikirimkan, Bintang mengaku ketakutan dan minta tolong.
“Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolongh. Sini cpettt jemput,” tulis Bintang dalam pesan singkat WhatsApp.
Sayangnya, remaja itu tidak menjelaskan alasannya minta cepat-cepat dijemput. Suyanti pun hanya meminta anaknya untuk bersabar dan menunggu hingga Ramadan tiba.
Ia tak bisa langsung menjemput Bintang lantaran tengah berada di Bali untuk bekerja bersama kakak Bintang.
“Ketika mau saya jemput, sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman, begitu katanya,” ucap Suyanti kepada Kompas.com, Senin (26/2/2024).
Ia pun bercerita bahwa Bintang sempat mengeluh sakit. Suyanti sempat mengirimkan sejumlah uang untuk berobat.
Tak hanya itu, Suyanti juga sempat menjanjikan membelikan Bintang motor. Hal ini dilakukan agar anaknya semangat menimba ilmu di pondok pesantren.
“Saya janjikan motor biar semangat mondok,” ujarnya.
Baca Juga: Fakta-Fakta Santri Tewas di Kediri: 4 Senior Jadi Tersangka hingga Pesan Terakhir Minta Dijemput
Suyanti tak kuasa menahan tangisnya lantaran anaknya berakhir meninggal dunia karena mendapatkan kekerasan di pondok pesantren, di tempat yang seharusnya Bintang mendapatkan ilmu.
Kasus ini kini tengah ditangani oleh Polres Kediri Kota. Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, Bintang meninggal karena dikeroyok oleh empat santri.
Keempat santri tersebut kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah MN (18) pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.