PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV - Polisi mengungkap penyebab remaja berinisial JND nekat membunuh satu keluarga beranggotakan lima orang di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Selasa (6/2/2024).
Diketahui, satu keluarga yang tewas dibunuh JND tersebut terdiri atas ayah bernama Waluyo dan istrinya Sri Winarsih, serta ketiga anak mereka masing-masing berinisial RJS (15), VDS (11), dan terakhir ZAA (3).
Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto mengatakan, niat awal pelaku JND menyatroni rumah satu keluarga yang dibunuhnya itu karena hendak mencuri.
Baca Juga: Sekeluarga yang Dibunuh di Penajam Dikubur 1 Liang Lahad, Tangis dan Pekik Takbir Warnai Pemakaman
Hal itu dilakukan agar pelaku JND bisa menguasai harta benda milik korban berupa uang untuk kemudian digunakan menebus handphone (HP) atau ponsel miliknya yang sedang diservis karena rusak.
Supriyanto menuturkan, pembicaraan mengenai ponsel pelaku yang sedang diservis itu dilontarkan oleh pelaku JND kepada temannya sewaktu mereka meminum minuman keras.
Saat itu, kata Supriyanto, pelaku JND merasa gundah karena tidak memiliki cukup uang untuk menebus ponselnya yang sedang diperbaiki.
"Malam hari pelaku bersama satu temannya sedang minum-minuman keras. Pada saat mabuk ada pembicaraan bahwa pelaku punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis,” kata Supriyanto dikutip dari Tribunnews.com.
“Terkait hal tersebut, pelaku menyatroni rumah korban (untuk mencuri).”
Karena memilki niat mencuri, pada malam harinya setelah pulang dari mabuk bersama temannya, JND pun mendatangi rumah korban yang hanya berjarak 25 meter dari rumahnya.
Baca Juga: Usai Bunuh Satu Keluarga dan Perkosa Mayatnya, Pelaku Curi Uang Rp350 Ribu dan 3 Ponsel Korban
Dari sanalah peristiwa pembunuhan terhadap satu keluarga Waluyo dimulai. Supriyanto mengatakan, untuk melancarkan aksinya, pelaku JND mematikan aliran listrik rumah korban.
"Pada saat masuk ke rumah korban, listrik dimatikan,” ucap Supriyanto.
Setelah itu, pelaku JND mulai beraksi masuk ke rumah korban dalam keadaan gelap gulita. Ketika mengendap-endap di rumah tetangganya itu, tiba-tiba Waluyo masuk ke dalam rumahnya sepulang dari rumah orang tuanya.
“Saat itu ayah di luar, pelaku masuk ke rumah, tiba-tiba bapaknya masuk rumah. Pelaku panik dan langsung menimpas (membacok) kepala bapaknya," ucap Supriyanto.
"Ibunya bangun, kemudian ditimpas (dibacok). Anaknya bangun juga (dibacok). Kelima korban yang jadi korban.”
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.