Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober lalu, minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi canggih ini terus meningkat setiap harinya.
Emir Monti, Manager Corporate Communications PT KCIC, mengatakan bahwa hingga 26 Oktober, telah terjual lebih dari 58 ribu tiket, dengan rata-rata tujuh ribu penumpang per hari dan tingkat okupansi mencapai rata-rata 90 persen.
Karena tingginya minat, jadwal keberangkatan Whoosh yang awalnya hanya 14 per hari, kemudian ditingkatkan menjadi 25 per hari.
Namun, dari ribuan penumpang yang berangkat dari Halim, hanya 30 persen yang berakhir di stasiun terakhir di Tegalluar, Kabupaten Bandung, kata Emir.
"Sekitar 70 persennya penumpang turun di Padalarang," kata Emir dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (31/10/2023).
Meski begitu, Emir membantah bahwa stasiun terse sepi karena belum lengkapnya fasilitas atau sulitnya akses ke stasiun tersebut.
Apalagi untuk menarik minat penumpang turun di Tegalluar, stasiun tersebut kini sudah mereka lengkapi dengan tenant jajanan.
"Feeder sekarang juga ada yang ke Stasiun Bandung melewati Masjid Al Jabar, TSM," ungkap Emir.
Bagi mahasiswa yang ingin pergi ke Jatinangor, ada kolaborasi antara KCIC dan Damri. Ini memungkinkan adanya feeder dari Stasiun Tegalluar yang dapat membawa mereka ke Jatinangor.
Selain itu, tersedia juga shuttle bus ke Summarecon dan lokasi lainnya untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para penumpang.
"Jadi ke Tegalluar itu bukan sepi. Tapi menyesuaikan demand penumpangnya, sesuai kebutuhannya. Jadi kalau kereta dari Halimnya sudah penuh, 70 persen ke arah Padalarang, 30 persennya ke arah Tegalluar, itu sesuai demand penumpang," tutup dia.
Baca Juga: Mulai November 2023, Kereta Cepat Whoosh Tambah Jadwal hingga 28 Perjalanan per Hari
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.