BANYUMAS, KOMPAS.TV - Ahli forensik dari RSUD Margono Seokrajo Purwokerto, Dr dr Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat menjelaskan dugaan bayi hasil inses di Banyumas dikubur hidup-hidup.
Sebagai informasi, terdapat dua versi cara pembunuhan bayi hasil inses tersebut.
Tersangka R (57) mengaku dalam membunuh bayi itu dengan cara membekap kemudian menguburnya, sementara E (25) mengatakan bahwa ketujuh bayinya itu langsung dikubur hidup-hidup.
Zaenuri mengatakan, pihaknya kesulitan memastikan cara ketujuh bayi tersebut meninggal.
Sejauh ini, hal yang bisa dipastikan adalah bayi tersebut dilahirkan dalam kondisi hidup.
Baca Juga: Sadis! R Bunuh 7 Bayi Hasil Inses agar Cepat Kaya, Terbuai Bisikan Guru Spiritual
“Bayi yang dilahirkan hidup dan cukup umur. Masalah dibekap atau tidak, itu tidak bisa diperkirakan,” kata Zaenuri, Rabu (28/6/2023).
Kesimpulan bahwa bayi dilahirkan dalam kondisi hidup dapat dilihat dari struktur tulang yang ditemukan lengkap dan sempurna.
Dengan demikian, bayi lahir saat sudah cukup umur di kandungan.
Dia menerangkan, apabila bayi tersebut belum cukup umur di dalam kandungan, maka dibutuhkan pertolongan media.
Diketahui, proses persalinan bayi hasil inses dibantu oleh istri R atau ibu E.
“Orang awam kalau melahirkan tanpa pertolongan medis, tidak matang, tidak akan keluar sendiri. Kalau misal dipaksa digugurkan dulu, dikorek-korek pasti menimbulkan infeksi,” jelas dia, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Update Pembunuhan 7 Bayi Hasil Inses di Banyumas, Polisi Dalami Dibekap atau Dikubur Hidup-hidup
Diberitakan sebelumnya, terdapat perbedaan keterangan antara R dan E.
Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan, E mengatakan bahwa bayi-bayi itu dikubur dalam keadaan masih hidup.
Sementara, R mengatakan bahwa dia membekap bayi terlebih dahulu, baru dikubur.
"Ada perbedaan keterangan antara R dan E. Menurut E setelah lahir (bayi) dikubur hidup-hidup, sedangkan keterangan R dibekap dulu baru dikubur," ungkap Edy saat pers rilis di Mapolresta Banyumas, Selasa (27/6/2023).
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.