GRESIK, KOMPAS.TV - Seorang pria di Gresik, Jawa Timur, membunuh anak kandung perempuannya berinisial AK (9) karena kecewa sang istri kembali menjadi Lady Companion (LC) karaoke.
Pelaku bernama M Qo'dad Afa'lul alias Afan (29). Ia membunuh anaknya saat sedang tidur di kamar kontrakan, di Desa Putat lor, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur.
Menurut pengakuannya, ia tega membunuh sang anak sebab tidak tega melihat anaknya sering menjadi korban bullying karena latar belakang ibunya.
"Di-bully teman-temannya, tidak mau berteman dengan anak saya karena latar belakang ibunya," ucap Afan saat di Mapolres Gresik dikutip dari Surya.co.id.
Ia juga mengaku membunuh sang anak karena anaknya tersebut belum memiliki dosa, dan agar sang anak masuk surga.
"Membunuh anak saya karena anak-anak belum ada dosa, agar anak saya masuk surga. Kalau ibunya tidak layak masuk surga," kata Afan lagi.
Baca Juga: Jerry Dikira Korban Pembunuhan di Tegal Ternyata Pelaku, Jenazah akan Dimakamkan Ulang
Afan mengaku ia berkenalan dengan istrinya beberapa tahun lalu di tempat karaoke. Keduanya kemudian menikah dan dikaruniai seorang putri.
Pada Hari Rabu (26/4/2023) lalu, istrinya pergi dari rumah tanpa pamit. Afan menduga istrinya kembali menjadi pemandu lagu di sebuah karaoke.
Sang istri, kata dia, juga kerap mengunggah foto bersama lelaki lain di akun media sosialnya.
Pembunuhan terhadap sang anak sudah direncanakan pelaku sejak Jumat (28/4/2023) malam, atau sehari sebelum korban dibunuh.
Afan sempat mencari referensi bagaimana membunuh anak melalui internet.
"Iseng saja," ujarnya.
Afan membunuh sang anak pada Sabtu (29/4/2023) saat korban sedang tidur. Saat itu istrinya sedang tidak berada di rumah.
"Kejadiannya setelah subuh, sekitar pukul 04.30 WIB, di rumah kontrakan di Desa Putat lor. Korban saat itu sedang tidur tertelungkup, kemudian ditusuk berkali-kali oleh tersangka," ujar Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra di Polres Gresik, Sabtu (30/4/2023), dikutip dariKompas.com.
Menurut Erika, pelaku menikam korban menggunakan pisau dapur berukuran 30 sentimeter, dan ada tikaman yang mengenai jantung hingga korban meninggal dunia.
"Ada 21 bekas tusukan pisau dapur, semuanya di bagian punggung korban. Ada tusukan yang mengenai hingga menembus jantung," kata Erika.
"Ibu korban tidak ada di rumah, sudah meninggalkan rumah tiga hari sebelumnya (sebelum kejadian)," ucap Erika.
Baca Juga: 2 Prajurit Wagner yang Sebelumnya Napi Langsung Berulah saat Pulang ke Rusia, Terlibat Pembunuhan
Erika Purwana Putra juga menjelaskan, selain karena sang anak sering menjadi korban bullying, tersangka membunuh karena motif ekonomi.
Tersangka keberatan untuk membiayai keluarga maupun anaknya.
Sumber : Surya.co.id/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.