Cekcok pun terjadi. Belakangan, adu jotos antar penonton dan sejumlah Polisi Militer tak adapat dihindari. Kedua belah pihak saling tunjuk.
Selanjutnya, dari rekaman video yang tersebar, memperlihatkan seorang pria berbaju dan celana hitam, tiba-tiba muncul dari arah belakang dan langsung memukul anggota Polisi Militer.
Tak terima rekannya dihajar, anggota Polisi Militer yang lain datang dan mendorong pria itu. Sejumlah pemain berusaha untuk melerai keributan itu.
Menurut Kapolda NTT, Irjen Johni Asadoma, tersebarnya video dan foto terkait bentrokan anggota polisi dan POM-AD itu memicu kerusuhan semakin meluas hingga di luar GOR Oepoi.
Baca Juga: 4 Prajurit TNI yang Hilang saat Bentrok dengan KKB Papua Kembali, 5 Lainnya Masih Dicari
Akibatnya, kata Irjen Johni, membuat personel lainnya tersulut emosi. Padahal, personel yang tidak berada di GOR Oepoi itu tidak tahu duduk perkara terjadinya bentrokan itu.
"Mungkin, gambar-gambar atau video-video saat di dalam GOR tersebut menyebar ke luar, sehingga mungkin teman-teman TNI yang lain yang tidak tahu permasalahan sebenarnya itu, kemudian datang (ke GOR Oepoi) dan terjadi kesalahpahaman tersebut," kata Kapolda NTT dalam konferensi persnya, Kamis (20/4).
Di sisi lain, Irjen Johni menganggap kerusuhan yang berujung pada perusakan ini bukan akibat mobilisasi massa dari anggota polisi maupun POM-AD.
Menurutnya, kerusuhan itu terjadi lantaran jiwa korsa dari tiap anggota yang terpicu dari tersebarnya video ataupun foto bentrokan awal yang terjadi di GOR Oepoi.
"Kalau saya rasa itu bukan mobilisasi, itu tindakan spontanitas karena ada video-video yang beredar," kata Johni.
Baca Juga: Kapolda Metro Prediksi Peningkatan Arus Mudik di Tol Masih Terjadi, Warga Berangkat usai Tarawih
"Zaman teknologi yang canggih ini, dalam hitungan detik, semua informasi tersebar, kemudian itu ada semacam jiwa korsa dan mencari penyebab bentrokan tersebut."
Sumber : Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.