Namun demikian, hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat lantaran rencana anggaran tahun ini sudah disahkan.
Hibah dana dari Uni Emirat Arab yang diperoleh Pemerintah Kota Surakarta juga telah dialokasikan untuk keperluan lain. Tapi, Gibran meyakini tetap bisa memperoleh sumber dana untuk revitalisasi keraton.
“Kita lihat kebutuhannya seperti apa. Prioritasnya seperti apa. Terus nanti kita lihat investor yang mau masuk siapa. Kita pilih dan pilah. Saya yakin, kok, setelah suasana adem seperti ini, investor akan mengalir,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama di sela-sela jamuan makan siang itu, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari atau Gusti Moeng mengakui, wacana revitalisasi Keraton Surakarta memang dibahas. Ia berharap wacana itu benar-benar segera terwujud.
Secara khusus, Gusti Moeng mengusulkan, Panggung Songgo Buwono yang berada di area depan Keraton Surakarta, sebagai prioritas pemugaran terlebih dahulu.
Melihat, bangunan itu dinilai sebagai salah satu ikon utama dari Keraton Surakarta.
“Oleh karena itu, kami mengusulkan secepatnya dibentuk tim kecil untuk menyiapkan apa saja nanti yang akan direvitalisasi,” tuturnya.
Sebelumnya, dua kubu di Keraton Surkarta, yakni kubu Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII serta kubu adik kandungnya, Gusti Moeng, yang juga memimpin Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta telah berkonflik selama sekitar 10 tahun terakhir.
Namun kemudian, keduanya mulai mau berdamai dari pertemuan PB XIII dengan Gusti Moeng, Selasa (3/1/2023) sore, di Sasana Narendra Keraton Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam pertemuan tersebut, Gusti Moeng meminta maaf kepada sang kakak jika selama ini telah berbuat salah. Gusti Moeng juga mengaku ingin kembali berkontribusi bagi keraton.
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.