Kompas TV regional update

Gusti Moeng Ungkap Polisi Terlibat Geger Keraton Solo: Sering Jalankan yang Bukan Tupoksi

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 10:46 WIB
gusti-moeng-ungkap-polisi-terlibat-geger-keraton-solo-sering-jalankan-yang-bukan-tupoksi
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menerangkan peristiwa geger Keraton Solo di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (26/12/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

SURAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng mengungkap aparat kepolisian yang terlibat dalam peristiwa geger Keraton Solo pada Jumat (23/12/2022) lalu.

"Setahu saya dia sudah tugas di sini (Keraton Solo) lebih dari lima tahun, tidak pernah ganti, dan dia ini juga sebetulnya sering menjalankan yang bukan tupoksinya," kata Gusti Moeng di Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (26/12/2022).

"Dia itu kan di sini ditugaskan untuk menjaga Sinuwun (raja) dan keluarganya, sementara saya juga kan keluarganya," ujarnya.

Akan tetapi, kata putri Pakubuwono XII itu, anggota polisi itu justru berulah di beberapa peristiwa. Aparat itu, kata Gusti Moeng, pernah datang ke alun-alun Utara untuk membubarkan acara pasar malam.

Padahal, acara tesebut diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Paguyuban Kawulo Kraton Surakarta yang dibentuk oleh raja Pakubuwono X tahun 1931.

Baca Juga: Pelaku Penyerangan di Keraton Solo Disebut Anggota Polri Berpakaian Sipil, Tak Pakai Baju Abdi Dalem

"Ini sudah berhadapan dengan saya dulu, udah saya kasih tahu posisi hukumnya seperti apa Lembaga Dewan Adat ini," ujar Gusti Moeng.

Ternyata, lanjut dia, aparat itu juga yang membawa puluhan penjaga di Sasono Putra atau tempat tinggal raja.

"Ya aparat ini, yang bertanggung jawab pastinya ya itu," ujarnya.


"Waktu itu yang mengerahkan 60 orang itu juga dia, yang memaksa-maksa Mas Yudhis (cucu PB XIII) untuk keluar itu juga dia," kata Gusti Moeng.

Aparat itu, kata dia, beralasan menjalankan perintah raja PB XIII.

"Padahal saya tahu Sinuwun (raja) posisinya sakit, nggak bisa bicara, nggak bisa jalan, dan saya malah yakin peristiwa ini nggak tahu, pasti ditutup," ujarnya.

Baca Juga: Geger Keraton Solo Jumat Malam: Polisi Tegaskan Tak Ada Penodongan Pistol ke Cucu Pakubuwono XIII

Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, puluhan orang terlibat ricuh Keraton Solo pada Jumat (23/12/2022) malam.

Konflik Keraton Solo itu menyebabkan empat orang menderita luka cukup parah dan dirawat di Rumah Sakit Kustati, Solo.

Salah satu cucu Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo, mengaku ditodong pistol oleh orang berpakaian sipil yang mengaku aparat kepolisian.

Cucu yang lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga terluka dan mengaku mendapatkan pukulan di bagian punggung.

Putri kedua PB XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, mengaku dipukul bagian tangannya memakai bambu hingga lebam.

Baca Juga: Geger Keraton Solo, 6 Orang Dirawat di Rumah Sakit Bakal Lapor Polisi: Rata-rata Luka di Kepala

Ia mengatakan, sekitar 50 orang tiba-tiba memaksa untuk mengunci Kamandungan atau akses pintu masuk Keraton Solo.

"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan. Terus dicegah sama Yudha keponakan saya, dipukulin terus,” kata Devi, Jumat (23/12) malam.

Baca Juga: Polisi dan Pemerintah Kota Undang Seluruh Pihak Keraton Solo untuk Mediasi Senin Esok

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x