CIMAHI, KOMPAS.TV - Tersangka pelaku penusukan anak di Cimahi, Jawa Barat dijerat pasal berlapis dan terancam hukuman maksimal berupa pidana mati atau hukuman minimal penjara selama 20 tahun.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Cimahi Imron Ermawan dalam konferensi pers, Senin (24/10/2022).
"Tersangka dikenakan Pasal berlapis, Pasal 340 juncto 339 juncto 338 juncto 365 ayat 3 KUHP, kemudian juncto pasal 80 ayat (3) UU Nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman maksimal pidana mati dan minimal 20 tahun penjara," ungkap Imron dipantau dari tayangan Breaking News KOMPAS TV.
Tersangka yang bernama Rizaldi Nugraha Gumilar alias Ical itu diduga melakukan penusukan terhadap anak perempuan berinisial PS yang berusia 12 tahun di kawasan Jalan Mukodar Tengah, Kelurahan Cibereum, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, pada Rabu (19/10/22) sekitar pukul 18.45 WIB.
"Berdasarkan bukti permulaan yang cukup, tersangka diduga telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana atau pembunuhan disertai delik atau pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan mati atau melakukan kekerasan terhadap anak hingga mati menggunakan senjata tajam," ungkap Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, dilansir dari laman resmi Polri.
Polisi mengatakan, laki-laki yang merupakan warga Gang Saluyu VI, Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Kota Bandung itu berniat melakukan pencurian ponsel atau handphone (HP) karena merasa sakit hati setelah diejek temannya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Penusukan Anak di Cimahi, Pelaku Awalnya Diejek Teman karena Tak Punya HP
"Pada tanggal 19 (Oktober 2022) tersangka pengen meminjam HP dari temannya Saudara G namun oleh temannya tersebut diledek bahwa 'Kamu ini sudah tahun 2022 masih belum jg punya HP, usaha dong,'" kata Ibrahim melalui konferensi pers yang disiarkan dalam Breaking News KOMPAS TV, Senin.
"Nah ini akhirnya membuat tersangka merasa sakit hati dan juga berniat untuk mencari HP, tapi dengan cara yang tidak benar."
Ical, kata Ibrahim, bergegas pulang ke rumahnya dengan meminjam sepeda motor milik temannya untuk mengambil tas yang telah berisi senjata tajam berupa sangkur.
"Setelah itu dia keluar dan mencari sasaran. Pertama, dia stand by di pom bensin," jelasnya.
Setelah mengisi minyak, kata Ibrahim, Ical kembali meliihat situasi yang saat itu masih ramai. Kemudian laki-laki berusia 22 tahun itu berkeliling mengendarai sepeda motor dan menuju ke Jalan Mukodar Tengah.
"Terlihat dalam CCTV bahwa tersangka menggunakan sepeda motor berputar-putar di sekitar area TKP, kemudian relevan juga dengan hasil pemeriksaan," ujarnya.
Ia menerangkan, Ical kemudian melihat sasaran, yakni dua anak yang sedang berjalan menuju persimpangan Jalan Mukodar Tengah.
Saat itu, Ical memilih untuk membuntuti korban yang merupakan siswa sekolah dasar.
"Satu orang berjalan ke kiri, satu orang berjalan lurus, dia memilih jalan ke kiri tersebut karena dia memperhitungkan korban yang cukup lemah dan areanya sepi," ungkap Ibrahim.
Ical disebut sempat turun dan mengejar korban berusia 12 tahun itu. Ibrahim menyatakan, korban sempat lari namun tak dapat menghindari tikaman senjata tajam yang dibawa tersangka.
"Pada saat dikejar tersebut korban sempat lari, namun kemudian begitu dekat langsung ditikam oleh tersangka," jelas dia.
Ical pun bergegas menggeledah tas dan badan korban yang saat itu masih sadar, untuk merampas HP. Namun ternyata korban tidak membawa alat komunikasi tersebut.
"Setelah ditikam dilakukan penggeledahan tas korban, di mana tidak ditemukan barang yang diharapkan. Kemudian dia menggeledah badan juga tidak ditemukan,"
Sontak, korban berteriak minta tolong. Ibrahim mengungkapkan Ical langsung melarikan diri.
"Korban berteriak minta tolong, setelah itu tersangka melarikan diri," jelas dia.
Karena perbuatan Ical, PS mengeluarkan banyak darah hingga akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga: Kronologi Penusukan Bocah Perempuan di Cimahi hingga Pelaku Ditangkap Polisi
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, paman PS, Galih Pratama, mengatakan bahwa keponakannya itu sempat berlari sejauh 150 hingga 200 meter.
Namun akhirnya tergeletak hanya beberapa meter dari rumahnya.
"Korban sempat berlari kurang lebih 150 sampai 200 meter dari lokasi penusukan sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir," ucap Galih, Senin (24/10/2022).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.