Kita telah berada pada tahap untuk terus mengikuti standar sosial. Terlebih dengan masifnya penggunaan media sosial yang dinilai sebagai ajang untuk menunjukkan diri kepada orang lain.
Kehausan atas validasi ini terkadang bisa membuat seseorang berbohong demi memenuhi standar masyarakat, seperti gaya hidup. Misalnya, seseorang dengan kondisi keuangan pas-pasan terus mengunjungi tempat makan kekinian hanya demi konten media sosial.
Di samping itu, ada pula fenomena baru di media sosial, yaitu munculnya orang-orang yang ingin dianggap sukses dengan menunjukkan kekayaan berlimpah atau biasa disebut crazy rich. Kebanyakan konten mereka dibuat dengan menunjukkan aset sebagai bukti kerja kerasnya selama ini.
Frasa crazy rich kian bergeser maknanya menjadi mereka yang menunjukkan kekayaannya di media sosial. Dari konten itu, tiap individu memiliki pemahamannya tersendiri. Ada orang yang tidak suka, tapi ada pula yang justru termotivasi.
Siniar Smart Inspiration edisi Smart Business episode “Mental Rich vs Crazy Rich” berkesempatan untuk berbincang dengan Tung Desem Waringin, motivator dan ahli pemasaran. Dalam siniar itu, ia membahas bagaimana membentuk mental orang kaya.
Baca Juga: Skandal Cinta Real Crazy Rich, Elon Musk Dituding Selingkuhi Istri Pendiri Google
Misi Mulia Diperlukan Jika Ingin Kekayaan
Menurut Tung, saat ini orang-orang mulai tidak bisa membedakan mana yang ingin tampak kaya dan ingin kaya. Namun ia menganggap hal ini bukan masalah besar selama dalam menjalani bisnisnya mereka memiliki misi yang mulia.
“Kalau orang kepingin tampak kaya duluan, walaupun Anda istilahnya mengerjakan suatu hal dengan cara yang halal dan baik, banyak duitnya habis duluan. Itu karena kepingin tampak kaya duluan. Jadi kepingin tampak kaya dengan kaya sungguhan itu beda loh. Bedanya bumi dan langit,” ujar Tung.
Menurutnya, orang yang ingin tampak kaya pasti ujungnya tetap miskin. Hal ini karena orang tersebut memiliki manajemen uang yang buruk.
Berbanding terbalik, orang kaya yang benar-benar bisa memanfaatkan uangnya pasti memiliki passive income atau pendapatan pasif.
Wealth style dengan life style jelas berbeda. Kalau seseorang memiliki life style yang konsumtif, kekayaan tidak akan didapat. Menurut Tung, sekitar 70–90 persen orang yang kaya sungguhan akan “sadis”, yaitu sadar dan disiplin, untuk mengumpulkan hartanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.