Kompas TV regional kriminal

Produksi Ratusan Petasan Hasil Belajar di Medsos, 8 Bocah SD dan SMP Diciduk

Kompas.tv - 25 April 2022, 03:35 WIB
produksi-ratusan-petasan-hasil-belajar-di-medsos-8-bocah-sd-dan-smp-diciduk
Ilustrasi pengrebekan pelaku pembuat petasan atau mercon. (Sumber: TribunJateng/Mamdukh Adi Priyanto )
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Aparat kepolisian menangkap delapan bocah yang masih berstatus pelajar SD dan SMP setelah diketahui menyimpan bahan pembuatan petasan mercon.

Para pelaku tersebut ternyata memproduksi ratusan mercon dan dijual di sekitaran Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Usaha yang dilakukan bocah-bocah tersebut ketahuan saat Polres Bantul melakukan patroli bersama relawan pada Minggu (24/4/2022) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Dari informasi warga sekitar, salah satu rumah warga yang berada di Padukuhan Krasan, Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, diduga digunakan sebagai tempat untuk memproduksi petasan.

"Kami lakukan penggerebekan terhadap sebuah rumah yang diduga sebagai tempat perakitan mercon. Hasilnya ditemukan 7 orang anak sedang merakit mercon, dan semuanya masih pelajar," kata Kapolres Bantul AKBP Ihsan dikutip dari Kompas.com, Minggu.

Dalam penggrebekan itu, tujuh pelajar SD dan SMP berhasil diamankan serta satu pelajar MTs.

Para pelajar yang diamankan adalah NH (13) warga Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, lalu DKP (12) pelajar SD warga Kalurahan Ringinharjo, Kapanewon Bantul.

Baca Juga: Berkedok “Sahur On The Road”, 21 Remaja Ditangkap Polisi yang Bawa Senjata Tajam & Petasan

Selanjutnya ada pelajar SMP berinisial HD (14) warga Kalurahan Palbapang, Bantul; ON (12) warga Kalurahan Ringinharjo, Bantul dan merupakan pelajar SD; serta pelajar SMP berinisial ELS (16) warga Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak.

Kemudian dua pelajar SMP lainnya yakni RM (15) warga Kalurahan Trirenggo, Bantul; dan RAD (14) warga Palbapang Bantul.

Serta M warga Ringinharjo Bantul yang merupakan pelajar MTs.

"Jadi total ada 8 orang yang diamankan," tutur Ihsan.

Pihak polisi menjelaskan, delapan pelajar tersebut mempunyai tugas masing-masing dalam memproduksi petasan.

Ada yang bertugas untuk merakit mercon, juga ada yang mempunyai tugas membeli bahan baku melalui e-commerce dengan cara pembayaran cash on delivery (COD).

Selain dijual, petasan yang dibuat sejak awal Ramadan itu juga diledakkan atau digunakan sendiri oleh para pelajar.

Baca Juga: 1 Rumah di Sleman Hancur, Akibat Ledakan Petasan

Petasan tersebut dijual dengan harga Rp25.000 per buah. Keuntungan yang didapatkan pun lumayan karena dengan modal Rp70.000-80.000 bisa menghasilkan mercon dalam jumlah banyak.

"Sudah beroperasi sejak awal puasa. Sistemnya, mereka patungan dan setelah uang terkumpul diberikan ke M sebagai yang bertugas mencari bahan baku dan setelah bahan datang diracik 7 orang tersebut," jelas Ihsan.

"Kalau yang ratusan longsongan mercon itu mereka persiapkan untuk malam takbiran di Pajangan," imbuh Ihsan.

Ihsan mengungkapkan, pihaknya menyita 3 bungkus racikan mercon seberat 4 ons, 2 bungkus bubuk belerang/sulfur 2 kilogram, 2 bungkus bubuk potasium 1,8 kilogram, dan 1 bungkus alumunium 1,5 ons, serta 3 unit sepeda motor.

"Selain itu, kami juga sita 473 buah selongsong mercon yang belum jadi. Kemudian 17 mercon yang sudah jadi dengan berbagai ukuran," lanjutnya.

Para pelajar ini mengaku bisa membuat petasan secara otodidak dengan belajar di media sosial.

Pihak kepolisian pun masih akan terus melakukan pendalaman untuk kasus ini dan apabila terbukti bersalah akan dilanjutkan ke langkah hukum.

Baca Juga: Punya Tradisi Sembunyikan Petasan saat Ramadan, Rumah di Sleman Meledak dan Hancur Karena Ledakan!

"Kalau terbukti, mereka disangkakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman bisa sampai 20 tahun penjara," tutur Ihsan.

Sementara menurut pengakuan salah seorang pelaku, RAD, mereka membuat petasan saat orang tua sedang tidur.

Padahal orang tua mereka sudah melarang untuk membuat selongson tetapi malah diabaikan.

"Orangtua tidak tahu. Tahunya hanya buat selongsong terus dibilangin jangan gitu, tapi ya kami tetap buat," ucap si pelajar.

"Kalau yang buat setiap malam minggu, sekali merakit jadi berapa itu tergantung kertasnya, tapi rata-rata bisa 20 buah," kata dia.  

Baca Juga: Satu Rumah di Plosokuning Sleman Roboh, Diduga Akibat Ledakan Petasan




Sumber : Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x