SEMARANG, KOMPAS.TV - Kota Seribu Kelenteng adalah julukan untuk Kota Semarang. Jika anda berkunjung ke daerah Pecinan atau Kampung Cina, maka akan menemui beragam kelenteng yang berdiri di setiap pertigaan atau dekat aliran sungai.
Pemilihan posisi ini berdasarkan fengshui yang dipercaya oleh umat Konghucu. Kelenteng yang berdiri di pertigaan tusuk sate dipercaya menghalau sial, sedangkan kelenteng di dekat aliran sungai dipercaya mendatangkan banyak rejeki.
Diantara sekian banyak kelenteng yang berdiri ratusan tahun di Pecinan Semarang, terdapat satu kelenteng yang berusia paling bungsu, namun memiliki keunikan tersendiri. Adalah Kelenteng See Hoo Kiong yang berdiri sejak tahun 1881. Kleteng ini dibangun oleh keluarga Liem dengan tujuan untuk mengenang leluhur mereka.
Bangunan Kelenteng See Hoo Kiong memiliki tiga bagian. Bangunan pertama adalah ruang depan yang lengang, bangunan kedua altar tuan rumah thian siang seng bo, dan bangunan ketiga merupakan sin zhi atau rumah abu keluarga Liem.
Hal yang menarik dari kelenteng ini adalah terdapat altar pemujaan terhadap Dewi Jodoh atau Tjoe Sing Nio Nio. Banyak pasangan yang datang di klenteng ini untuk berdoa meminta jodoh dan keturunan. Altar pemujaan terhadap Dewi Jodoh hanya bisa didapatkan di kelenteng ini.
"Namanya Dewi Tjoe Sing Nio Nio, ini sangat istimewa sekali. Biasanya orang sembayang di sini karena setelah nikah beberapa tahun tidak mempunyai keturunan, dia datang ke sini minta bantuan kepada Tjoe Sing Nio Nio," ujar Liang Wha Hing, Pengurus Sembahyang Kelenteng See Hoo Kiong.
Meskipun tergolong kelenteng leluhur, Kelenteng See Hoo Kiong tak hanya diperuntukkan bagi keturunan keluarga Liem saja, namun juga dibuka untuk umum.
#kelentengseehookiong #imlek #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.