YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Akhir Oktober sampai masuk awal November, Yogyakarta dan sekitarnya diguyur hujan berhari-hari. Pada awal musim hujan, curah hujan tampak lebih tinggi ketimbang biasanya.
Fenomena intensitas hujan yang tinggi dan sering di Yogyakarta membuat masyarakat bertanya-tanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY pun merilis fenomena ini termasuk dalam fenomena La Nina moderat yang diperkirakan berlangsung di sampai awal 2022 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Artinya, bakal ada peningkatan intensitas curah hujan di atas normal pada awal musim hujan Oktober sampai November 2021.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas, curah hujan bulanan di atas normal pada awal musim penghujan bisa meningkat sampai 60 persen.
Namun, jika La Nina berlanjut sampai musim penghujan Desember 2021 sampai Februari 2022, maka curah hujan turun sekitar 20 sampai 60 persen.
Baca Juga: SKK Migas Siapkan Langkah Hadapi La Nina agar Produksi dan Lifting Migas Tak Terganggu
“Tapi, perlu diperhatikan meskipun persentase peningkatan curah hujan relative lebih kecil, namun dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih di puncak musim hujan pada Januari 2022,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (1/11/2021).
Oleh karena itu, ia meminta para pemangku sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah DIY.
Seperti banjir dan tanah longsor, mengoptimalkan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.
“Kami juga mengimbau masyarakat memperbarui informasi dari BMKG terkait perubahan cuaca yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya,” ucapnya.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG soal La Nina dan Penyebab Lain Peningkatan Curah Hujan di Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.