Kompas TV regional berita daerah

Pensiunan BUMN Ini Berhasil Olah Limbah Minyak Jelantah jadi Biodiesel

Kompas.tv - 31 Oktober 2021, 11:25 WIB
Penulis : Dea Davina

TARAKAN, KOMPAS.TV - Di Kelompok Swadaya Masyakarat Ramah Lingkungan inilah, Sardji Sarwan, seorang pensiunan BUMN mengolah minyak jelantah menjadi sumber energi terbarukan, biodiesel.

Minyak jelantah didapat dari warga sekitar di Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Minyak jelantah memang menimbulkan berbagai efek negatif. 

Bagi tubuh, penggunaan minyak jelantah bisa menyebabkan kolesterol tinggi, penyakit jantung, hingga kanker.

Sementara bagi lingkungan, minyak jelantah bisa mengakibatkan penyumbatan saluran air, pencemaran air, hingga pencemaran tanah.

Di awal berdiri, Kelompok Swadaya Masyakarat Ramah Lingkungan fokus untuk mengelola sampah warga.

Sampah dipilah dan diolah menjadi kompos, bahan daur ulang hingga bioetanol.

Bioetanol dihasilkan dari sampah organik mulai dari nasi, buah-buahan yang sudah membusuk, hingga limbah rumput laut. 

Bioetanol ini pula yang kemudian menjadi salah satu bahan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.

Untuk mengumpulkan minyak jelantah dari warga sekitar, KSM Ramah Lingkungan menggunakan sistem barter. 

Setiap menyetor lima liter minyak jelantah, warga akan mendapatkan satu liter minyak goreng baru. 

Untuk menghasilkan biodiesel, minyak jelantah diolah melalui beberapa tahap. 

Saat ini, KSM Ramah Lingkungan telah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel berjenis B20 dan B50.

Namun produk ini belum diperjualbelikan secara luas. 

Dosen Pertanian Universitas Borneo, Adi Sutrisno menyebut, apa yang telah dilakukan Sardji Sarwan dan KSM Ramah Lingkungan membawa dampak positif bagi lingkungan.

Bagi Sardji Sarwan, pengolahan minyak jelantah yang dilakukannya, menjadi jalan untuk mendukung penyelamatan lingkungan.

Sardji Sarwan telah memulai langkah untuk menyelamatkan lingkungan. 

Keprihatinan dan keyakinan membawanya berani melakukan suatu perubahan.




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x