"Pintu harmonika itu adalah tempat usaha korban (yang menjual bahan bangunan, seperti cat, lampu, kabel, besi betoneser, semen, juga kebutuhan rumah tangga seperti sembako)" jelasnya.
Motif Perampokan atau Dendam?
Sejauh ini petugas belum bisa memastikan karena tak ada saksi lain. Sebab, saat kejadian itu, korban sendirian.
Namun, diperkirakan, peristiwa pembunuhan sadis yang menggegerkan warga itu berlangsung dini hari atau sekitar pukul 02.00 WIB.
Sebab, darahnya belum membeku saat korban ditemukan tewas itu, sehigga diperkirakan kematiannya baru hitungan jam.
Polisi menyebut bahwa korban sudah berpisah dengan istrinya.
Kini, istrinya tinggal di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro atau berjarak sekitar 7 km dari tempat tinggal korban. Begitu juga dengan kedua anak korban.
Meski tak tinggal serumah dengan korban, namun keduanya juga tinggal di dekat toko korban atau hanya berjarak sekitar 50 meter.
Mereka juga membuka usaha yang juga mirip dengan usaha korban.
"Korban itu tinggal sendirian sehingga tak saksi lain dalam kejadian ini. Makanya, kami sedang mempelajari CCTV yang ada di rumah korban," terang Leonard.
Baca Juga: Wow, Ayam Jago Diamankan Polisi Setelah Bunuh Tuannya
Pengakuan Saksi Pertama Melihat Korban
Selain itu, petugas juga memeriksa orang yang pertama kali mengetahui kejadian pembunuhan ini.
Yakni, M Ali Reza (22), karyawan toko korban, yang warga desa setempat (Desa Jatinom).
Saat itu, Reza datang ke toko korban sekitar pukul 07.30 WIB karena akan bekerja. Namun, ia heran karena pintu harmonika toko korban hanya terbuka sedikit.
Tak seperti biasanya, jika korban yang membuka duluan, pintu harmonika itu selalu terbuka lebar dan kondisi dalam toko sudah terang benerang karenaa semua lampunya selalu dinyalakan.
"Katanya, itu hanya terbuka sekitar 40 cm dan kondisi dalam toko gelap sehingga ia (Reza) nekat masuk dengan. Memanggil-manggil korban, bos, bos. Namun tak ada jawaban. Baru masuk sekitar 7 langkah, ia sudah melihat bosnya tergeletak dengan bersimbah di lantai dalam toko," ujarnya.
Karuan, Reza ketakutan dan buru-buru kembali keluar, lalu berteriak-teriak minta tolong, kalau bosnya tewas.
Terkait dengan korban ditemukan tewas bukan di kamar tidurnya melainkan di lantai tokonya, petugas masih menyelidikinya.
Namun, ada dugaan lain, kalau korban itu sempat melawan, hingga bertahan sampai di dalam tokonya, yang berjarak sekitar 8 meter dari kamar tidurnya.
Cuma yang jadi tanda tanya petugas, kedua tangan korban kok sampai diikat ke depan.
Begitu juga, kedua kaki juga terikat. Itu diperkirakan, korban diikat sebelum meninggal dunia.
Karena mampu melumpuhkan korban cara seperti itu, dugaan petugas, pelakunya bisa jadi lebih dari dua orang.
"Ya, semua itu masih kami selidiki karena minimnya saksi dan barang bukti, yang belum kita temukan," pungkasnya.
Baca Juga: Kronologi Penembakan di Cafe Cengkareng oleh Oknum Polisi yang Menewaskan 3 Orang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.