YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Belasan mahasiswa di Yogyakarta menjadi korban penipuan arisan online yang dilakukan oleh teman sekampusnya. Empat korban melaporkan perbuatan EGT (22) seorang mahasiswi asal Sumatera Utara ke Polres Sleman.
Investasi online sudah ditawarkan oleh EGT sejak September 2019 kepada teman-teman sekampusnya. Total, ada 18 orang mahasiswa yang tertarik untuk bergabung.
Para mahasiwa tertarik karena EGT menawarkan pendapatan yang cukup menjanjikan dari arisan online itu. Mereka yang bergabung juga tidak menduga jika kegiatan ini berujung penipuan arisan online.
Baca Juga: Istri Polisi Jadi Tersangka Investasi Bodong dan Arisan Online, Kerugian Rp 200 Juta
Salah satu korban penipuan berkedok arisan online, Juli Indah, bercerita tergiur mengikuti arisan online karena tawaran pengembalian hasil yang cepat dan banyak. Semula EGT memberikan tawaran investasi Rp 3 juta dapat menjadi Rp 4 juta dalam kurun waktu 10 sampai 25 hari.
Juli sempat bertanya kepada EGT terkait pengelolaan uang dari investor. Menurut EGT saat itu, uang diputar ke orang lain.
Ia mengaku tidak curiga terhadap EGT. Terlebih terduga pelaku adalah teman sekampus.
Namun, ia curiga karena akhir-akhir ini kerap melihat EGT menggunakan uang dari investor. Ia pun menyelidiki dan mendapati fakta banyak orang yang bergabung dalam arisan online ini.
“Setelah cari tahu ke keluarganya ternyata pelaku terlilit utang Rp 15 juta, jadi dia pinjam uang sana sini,” ucapnya.
Juli pun beberapa kali menagih haknya kepada EGT. Setiap kali ditagih, EGT selalu berusaha meyakinkannya sembari menunjukkan transparansi aliran dana.
Dari penipuan berkedok arisan online ini, Juli mengaku sudah rugi sekitar Rp 40 juta.
Baca Juga: Korban Arisan Online Sempat Diancam Pelaku Saat Menagih
Via Kristi, salah satu korban lainnya yang juga teman sekampus EGT mengaku mengalami kerugian sampai Rp17 juta. Ia tertarik bergabung dengan arisan online setelah membaca status EGT.
“Katanya uang Rp 2 juta dalam 10 hari bisa tambah Rp 700.000 jadi Rp2,7 juta, lalu saya coba Rp 1 juta dan ternyata benar dapat keuntungan,” tuturnya.
Melihat investasinya membuahkan hasil, mahasiswi asal Banjarnegara ini pun menambah saldonya secara bertahap dengan jumlah yang berbeda-beda. Namun, ternyata inevstasinya mulai tersendat dan ia pun mengalami hal yang sama seperti mahasiswa lainnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah menilai penipuan arisan online biasanya dilakukan pelaku dengan cara gali lubang tutup lubang. Saat ini Polres Sleman sedang mendalami laporan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.