TASIKMALAYA, KOMPAS.TV-
Warga dan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) emosional saat melakukan aksi demo yang ditujukan pada pembangunan mega proyek Bendungan Leuwi Keris di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kemarahan dipicu saat masa aksi mempertanyakan surat Analisa Mengenai Dampak Lingkungkang (Amdal). Namun, pihak pelaksana pembangunan menolak untuk memperlihatkannya Amdal yang dituntut pendemo.
Aksi kemarahan warga dan GMBI ini diawali saat melakukan audiensi dengan pelaksana pembangunan mega proyek Bendungan Leuwi Keris, kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.
Tidak adanya keterbukaan dari pihak pelaksana pembangunan proyek ini membuat massa marah dan terjadi adu mulut, hingga terjadi pelemparan kursi, dan bahkan nyaris adu fisik dengan karyawan.
Kemarahan massa dapat diredam anggota Polri dan TNI yang telah siaga di lokasi. Merasa kesal dan kecewa, massa aksi melakukan aksi lanjutan di luar gedung.
Dalam orasinya, mereka menduga kegiatan pembangunan mega proyek Leuwi Keris dilaksanakan tanpa menempuh proses Amdal yang resmi, karena masyarakat yang terkena dampak tidak dilibatkan. Selain itu, pihak pelaksana proyek sama sekali tidak memberikan sosialisasi secara terarah terpadu dan menyeluruh kepada masyarakat yang terkena dampak.
Pihak Satker mega proyek Bendungan Leuwi Keris membantah adanya tuduhan dugaan pelanggaran terkait Amdal ini, karena setiap pekerjaan yang telah dilakukannya sudah melalui tahapan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Saat audiensi para pendemo memaksa untuk meminta dokumen amdal, namun ditolak dengan alasan kebijakan mengeluarkan dokumen tersebut ada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Jika pendemo menginginkan dokumen Amdal, mereka harus mengirimkan surat terlebih dulu ke pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinisi Jawa Barat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.