KOMPAS.TV – Kentut menandakan aktivitas bakteri di usus dan pencernaan bekerja sebagaimana mestinya. Selain manusia, hewan juga bisa mengeluarkan kentut.
Beberapa hewan bahkan bisa mengeluarkan bau kentut yang menyengat dan bisa juga membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Lantas, hewan apa yang kentutnya paling bau di dunia? Berikut kentut hewan paling bau mematikan yang dirangkum dari Gramedia.com:
Sigung adalah mamalia dengan bulu hitam dan putih. Ia merupakan hewan soliter yang mencari mangsa di malam hari.
Hewan omnivora ini biasanya memakan serangga, cacing tanah, tikus, katak, ular, burung, dan telur. Selain itu, sigung juga memakan buah, akar, jamur, dan daun.
Saat terancam, sigung menjatuhkan bom bau. Namun sebelum itu, ia akan memberi isyarat kepada musuhnya terlebih dahulu dengan mendesis, menghentakkan kakinya, atau mengangkat ekornya ke udara.
Semburan bau kentutnya bisa mencapai jarak 3,6 meter ke arah kanan, kiri, atas atau lurus ke depan. Pertahanan dari sigung dapat menyebabkan iritasi dan kebutaan. Semprotannya tidak mematikan tetapi baunya cukup untuk mengusir predator dengan cepat dari area tersebut, dan baunya biasanya bertahan selama beberapa hari.
Baca Juga: Ketahui Tipe-tipe Kentut, Ternyata Ada yang Harus Diwaspadai Loh!
Hewan aneh ini hanya hidup di Tasmania, Australia. Tasmanian devil adalah mamalia yang tidak terlalu besar yang terlihat mengerikan tetapi sebenarnya tidak berbahaya.
Saat merasa terancam, Tasmania devil akan stres yang kemudian mengeluarkan bau tak sedap. Kentutnya yang bau adalah cara mereka melindungi diri dari pemangsa.
Nama trenggiling berasal dari kata Melayu pangguling atau guling yang artinya menggulung. Tenggiling (juga disebut sebagai pemakan-semut bersisik) adalah mamalia dari ordo Pholidota.
Spesies ini berukuran mulai dari 30 cm hingga 100 cm. Trenggiling ditemukan secara alami di daerah tropis Afrika dan Asia.
Trenggiling juga merupakan salah satu hewan yang kentutnya paling bau di dunia. Bau yang dihasilkan trenggiling berasal dari kelenjar yang terletak di dekat anusnya yang menghasilkan cairan kimia. Baunya mirip dengan yang dihasilkan sigung.
Tamandua adalah genus trenggiling dengan dua spesies:tamandua selatan (T. tetradactyla) dan tamandua utara (T. mexicana). Mereka hidup di hutan dan padang rumput, semi-arboreal, dan memiliki ekor yang dapat dikendalikan.
Mereka terutama memakan semut dan rayap, tetapi terkadang mereka juga memakan lebah, kumbang, dan larva serangga. Di penangkaran, mereka akan memakan buah dan daging.
Seperti sigung, tamandua juga memiliki kelenjar bau di anusnya. Menurut World Atlas, bau ini sangat kuat hingga bisa tercium dalam radius 48 meter.
Baca Juga: Kentut Sapi Bisa Sebabkan Pemanasan Global, Cara Untuk Menguranginya Telah Ditemukan
Gas yang dihasilkan oleh kentut sapi adalah metana hasil pencernaan, itulah mengapa sapi bisa mengeluarkan kentut yang bau dan berbahaya. Gas ini berbahaya bagi bumi tempat kita tinggal.
Apalagi jika metana diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 1 miliar ekor sapi.
Bayangkan jika semua sapi mengeluarkan gas secara bersamaan, berapa banyak metana yang dihasilkan dan memenuhi atmosfer bumi. Metana adalah penyebab efek rumah kaca.
Artinya, panas bumi akan terperangkap di atmosfer dan tidak dapat dilepaskan ke angkasa. Akibatnya, mau tidak mau menyebabkan pemanasan global dan iklim yang tidak stabil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.