“Tak pernah menyangka kepemimpinan model seperti ini akan memimpin turnamen pekan olahraga nasional, yang tentunya hal seperti ini tidak bisa terjadi,” tambahnya.
Menurutnya, PON merupakan kontestasi pembentukan mental dan jiwa nasional yang ingin dibangun dari seluruh peserta dan atlet, karena tujuan dari PON adalah membentuk karakter nasional.
“Tetapi kepemimpinan wasit tadi malam menghancurkan semua harapan yang baik, terkait denga napa yang menjadi tujuan kita mengikuti PON, menhghancurkan mental anak-anak dan menghancurkan segalanya,” tuturnya.
Hardianto pun meminta kepada PSSI untuk menindaklanjuti insiden ini, dan melakukan evaluasi atas pertandingan Aceh vs Sulteng.
Hardianto pun meminta PSSI untuk menolak hasil pertandingan tersebut.
“Karena sangat-sangat memalukan bagi kita, dan ini menunjukkan bahwa ini kemunduran yang luar biasa dari perwasitan di Indonesia,” katanya.
“Saya pikir kita semua menyaksikan di pertandingan bagaimana bobroknya kepemimpinan wasit,” ujarnya.
Baca Juga: Jadwal Semifinal Sepak Bola PON 2024: Hadapi Aceh, Jatim Sudah Siap Termasuk Kemungkinan Terburuk
Ia juga menegaskan secara resmi menolak hasil tersebut dengan mengirimkan nota keberatan ke PSSI dan juga Kemenpora.
“PSSI Sulawesi Tengah telah mengirimkan surat, nota keberatan terhadap hasil pertandingan, kami tak menerima dan kami meminta PSSI untuk mengevaluasi. Dan kami juga meminta PSSI meyakinkan betul, apakah pertandingan ini layak atau tidak untuk diterima” ujarnya.
“Kami juga telah mengirim surat ke Kemenpora terkait dengan keberatan kami atas pelaksaan pertandingan yang dijalankan tadi malam,” tambah Hardianto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.