Kompas TV internasional kompas dunia

Tel Aviv Sanksi Media Tertua Israel karena Dinilai Kritis atas Pemberitaan Perang di Gaza

Kompas.tv - 25 November 2024, 22:50 WIB
tel-aviv-sanksi-media-tertua-israel-karena-dinilai-kritis-atas-pemberitaan-perang-di-gaza
Media tertua Israel, Haaretz disanksi karena mengkritik Pemerintah Israel atas perang di Gaza. (Sumber: Haaretz)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Kabinet Israel mencapai kesepakatan untuk memberikan sanksi terhadap media tertua di negara itu, Haaretz.

Sanksi untuk Haaretz itu dikeluarkan Minggu (24/11/2024) karena sikap kritis surat kabar itu dalam pemberitaan terkait perang di Gaza.

Selain itu, juga karena komentar dari penerbit Haaretz yang menyerukan sanksi terhadap pejabat senior pemerintah Israel.

Baca Juga: Langka, Netanyahu Setuju Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah, tapi Masih Masih Ada Keraguan

Haaretz memberikan peliputan yang kritis pada perang Israel menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Kritikan tersebut termasuk penyelidikan atas dugaan kekerasan yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas ekspansi operasi militer di Gaza dan Lebanon.

Dikutip dari CNN International, proposal sanksi terhadap Haaretz diajukan oleh Menteri Komunikasi Shlomo Kar’i, akan mengakhiri iklan pemerintah di surat kabar tersebut.

Selain itu juga membatalkan langganan dari seluruh pegawai negeri, dan pegawai perusahaan pelat merah.

“Kami tak boleh membiarkan kenyataan di mana penerbit surat kabar resmi di Israel akan menyerukan penerapan sanksi terhadapnya dan akan mendukung musuh-musuh negara di tengah perang dan akan dibiayai olehnya,” ujarnya.

“Sementara, badan-badan internasional melemahkan legitimasi Israel, haknya untuk membela diri, dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan para pemimpinnya,” lanjut Kar’i.

Haaretz menggambarkan sanksi tersebut langsung untuk membungkam kritikan dan surat kabar yang independen.

Penerbit Haaretz, Amos Schocken mendapat kritikan setelah menyebut pejuang pembebasan Palestina saat pidato pada acara di London, 27 Oktober lalu.

Kritikan atas pernyataannya di Israel, membuat Schocken memberikan klarifikasi bahwa Hamas bukan pejuang pembebasan.

Baca Juga: 500 Tentara Korea Utara Tewas Terbunuh di Kursk, Disebut akibat Serangan Rudal Storm Shadow

Schocken mengatakan pernyataannya merujuk pada warga Palestina yang hidup dalam pendudukan dan penindasan di Tepi Barat.

Haaretz sendiri diterbitkan pada 1918, atau sebelum negara Israel berdiri.

Pada 2022, Haaretz menjadi surat kabar yang memiliki sirkulasi terbesar ketiga di Israel.


 

 




Sumber : CNN Internasional




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x