Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
"Tidak jelas. Perawat di sini sudah melakukan pelayanan sesuai dengan protokol kesehatan, sesuai zonasi. Akan tetapi, diduga bisa saja ada pasien-pasien OTG (orang tanpa gejala), yang tidak jujur kepada perawat," ungkap Devi.
"Kita kan enggak tahu. Sekarang banyaknya kan OTG. Pasien itu sepertinya sehat, tapi ternyata dia menularkan. Itu baru dugaan."
Devi menjelaskan, total 24 perawat di RSUD Kota Depok yang positif Covid-19 tidak ada yang melayani pasien positif di zona Covid-19. Mereka bertugas di poliklinik yang buka 3 kali sepekan dan menerima pasien non-Covid-19.
Sesuai protokol layanan di poliklinik, kata Devi, para perawat hanya diwajibkan mengenakan alat pelindung diri (APD) level 1.
Sebagai perbandingan, para perawat pasien positif Covid-19 harus menggunakan APD level 3 dengan tabir wajah (faceshield), masker N95, dan baju hazmat coverall.
Dari sana, Devi menduga bahwa sumber penularan Covid-19 terhadap para perawatnya berawal dari pasien OTG Covid-19 yang dirawat dengan protokol pasien umum.
Sementara itu, Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengaku akan mengevaluasi operasional RSUD Kota Depok, sehubungan dengan kejadian ini.
Baca Juga: Terpapar Corona, Ini Kisah Perawat yang Meninggal dalam Kondisi Hamil
Salah satu aspek yang akan dievaluasi adalah ketersediaan dan protokol penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi para perawat.
"Langkah ke depan, kalau benar-benar harus dibuka poli (non-Covid-19) untuk kebutuhan pasien, nanti kita lengkapi semua tenaga kesehatan-nya APD lengkap. Ini jadi pelajaran juga buat kami," ujar Idris.
Idris menambahkan, piaknya dan jajaran terkait juga akan berdiskusi mengenai evaluasi poli-poli yang diizinkan beroperasi di RSUD Kota Depok untuk melayani pasien dengan keluhan dan riwayat penyakit lain, namun tak melayani rawat inap dan tak buka setiap hari.
"Rencana kami, beberapa poli yang tidak signifikan kami tutup, tapi yang signifikan kita buka, misalnya untuk menangani ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan spesialis penyakit dalam yang memang rutin, utamanya jantung dan sebagainya," kata Idris.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.