Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sosok Dedy Susanto kini menjadi buah bibir lantaran diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya.
Baca Juga: Viral Kelakuan Mesum Psikolog Dedy Susanto, Banyak yang Mengaku Korban...
Seperti yang tertera pada kolom bio di instagramnya @dedysusantopj, Dedy menyebutkan kalau dia seorang dokter psikologi dan trainer motivasi berbasis terapi psikologis detox kesedihan terpendam dari masa lalu.
Selain itu, melalui instagram @korbandedysuanto, Dedy melakukan percakapan mesum dengan para pasiennya, bahkan Dedy mengajak pasiennya terapi di hotel.
Saat hipnoterapi, Dedy memegang bagian tubuh pasien perempuannya seperti bagian payudara, bahkan mengajak berhubungan badan.
Ketika proses hipnoterapi, mungkin saja terjadi sentuhan fisik dari hipnoterapis kepada pasiennya, tetapi bukan di daerah ‘sensitif’.
Atas persoalan ini, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis, Liza Marielly Djaprie menyebutkan, sebelum proses hipnoterapi biasanya hipnoterapis akan izin dulu untuk menyentuh sang pasien.
“Berkaitan dengan hipnoterapi kita perlu touch dan perlu izin orangnya, ‘nanti pas terapi saya akan menyentuh bagian tubuh seperti pundak atau kepala,” ujar Liza kepada Tribunnews.com, Senin (17/2/2020).
Lalu sentuhan pun dilakukan hanya di pundak dan kepala bagian ubun-ubun pasien.
Liza menjelaskan, contoh sentuhan di pundak biasanya untuk menekankan kepada pasien untuk melepas beban yang selama ini ia pikul, agar kondisi psikologisnya lebih rileks.
“Sentuhan di pundak misalnya kita katakan ‘beban yang ada selama ini yang seperti tas punggung anda, drop ya’, lalu kita perlahan menyentuh pundaknya,” tutur Liza.
Sentuhan pada bagian kepala juga ada alasannya, yakni letak otak yang biasa dipakai berpikir keras ketika sedang mengalami sebuah masalah berada di kepala.
Dengan sedikit sentuhan itu diharapkan pasien dapat lebih santai dalam meghadapi masalah.
“Kepala itu paling cenut cenut ya, itu kita ketuk sedikit ubun-ubun kepala di ujung kepala, kita katakan ‘di ujung kepala ini yang saya sentuh yang sering berpikir, istirahat ya, tenang’,” ungkap Liza.
Liza juga menekankan saat menyentuh tersebut tidak dielus, tapi hanya menepuk halus bagian pundak atau kepala.
“Bukan elus-elusan, cuman pakai satu telunjuk lalu tapping sedikit supaya penekanan dia untuk meningkatkan dia rileks, udah gitu saja,” kata Liza.
Baca Juga: Viral Kelakuan Mesum Psikolog Dedy Susanto, Banyak yang Mengaku Korban...
“Gak ada tuh sentuh di dada, sentuh dari kepala sampai kaki gak ada tuh, apalagi grepe paha gak ada, paling hanya menekankan saja, dan itu pun bilang sejak awal,” sambung Liza.
Liza melanjutkan, saat proses hipnoterapi seharusnya kondisi pasien tetap sadar, sehingga jika dalam proses hipnoterapi ada yang tidak berkenan dia bisa memprotesnya.
“Sebenarnya, klien masih punya kesadaran untuk buka mata dan melawan, bukan berarti yang hilang kesadaran. Ketika merasa gak enak, kita buka mata dan menghentikannya,” kata Liza.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.