Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Siswi SMP Negeri 147 Ciracas, Jakarta Timur melakukan bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 gedung sekolah.
Tagar #RIPNadia pun menjadi trending topic dan menjadi bahasan netizen di Twitter.
Pakar Pendidikan, Indra Charismiadji menegaskan depresi jadi pemicu utama terjadinya tindakan bunuh diri tersebut.
Baca Juga: Misteri Kematian Siswi Bunuh Diri Lompat dari Lantai 4 Gedung Sekolah
Dari suatu problema yang tak bisa dan tak kuat dihadapi lagi, maka anak tersebut mencari jalan pintas untuk menyelesaikannya.
Tak adanya perhatian dari lingkungan sekitar juga jadi faktor penguat terjadinya tindakan bunuh diri.
Indra pun menegaskan pendidikan di Indonesia masih punya PR untuk para guru benar-benar menjadi pendidik, bukan sekadar mentransfer ilmu saja ke para muridnya. Jadi, ketika ada gelagat negatif dari siswanya, guru tersebut bisa peka.
Sementara itu, Komisioner KPAI Retno Listyarti melanjutkan, bahwa depresi bisa terjadi dari beberapa hal.
Baca Juga: Siswi SMP Bunuh Diri di Sekolah, Korban Bully?
Salah satunya dari beban belajar. Ketika anak dituntut untuk selalu menjadi yang terbaik, hal tersebut bisa memicu stres.
Retno menyampaikan bahwa pendidikan yang baik itu dilengkapi dengan cara menghadapi kehidupan, bukan cuma menghafal saja.
Retno melanjutkan, sebanyak 5,39% siswa SMA dan SMK di Jakarta rawan terkena depresi. Bahkan, sekitar 3 persennya sudah melakukan percobaan bunuh diri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.