Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Motif SN melompat dari lantai 4 gedung sekolah belum diketahui. Sementara, pihak sekolah, yakni SMP Negeri 147 di Cibubur, Jakarta Timur, membantah jika SN bunuh diri akibat dibully teman sekolahnya.
Komisioner KPAI, Retno Listyari menyampaikan bahwa seorang anak melakukan tindakan bunuh diri di sekolah merupakan kasus yang pertama terjadi di Indonesia.
Dari jejak digitalnya, SN diketahui senang menggambar sketsa-sketsa yang menerangkan soal orang yang depresi dan semacamnya.
Sementara Pakar Pendidikan, Indra Charismiadji juga menyampaikan terkait kasus ini, bullying tidak hanya bisa dilakukan secara fisik, namun juga secara psikis.
Pihak kepolisian pun menyampaikan kasus ini masih terus diselidiki dan akan menyampaikan hasilnya pada Senin (20/1/2020).
Lantas, bagaimana menyikapi kasus siswi SMP yang bunuh diri di lingkungan sekolah tempat ia menimba ilmu?
Dan bagaimana tanggung jawab orangtua dan guru terhadap anak remaja yang sedang mengalami masa-masa sulit atau depresi?
Dialog Sapa Indonesia Malam berikut ini membahasnya secara mendalam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.