Kompas TV nasional peristiwa

BMKG: Puncak Musim Kemarau 2025 Diprediksi Terjadi pada Juni-Agustus

Kompas.tv - 14 Maret 2025, 20:33 WIB
bmkg-puncak-musim-kemarau-2025-diprediksi-terjadi-pada-juni-agustus
Foto ilustrasi kemarau. Perahu milik nelayan terdampar di sekitar Sungai Jeneberang yang mengering di Desa Bili-Bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (30/10/2019). (Sumber: KOMPAS.tv/Ant/ABRIAWAN ABHE)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

Wilayah yang diperkirakan mengalami musim kemarau dengan curah hujan normal meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian timur, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Papua. 

Baca Juga: Waspada Hujan Lebat, BMKG: Jabar dan NTT Berpotensi Banjir Kategori Tinggi 11-20 Maret 2025

Adapun wilayah yang berpotensi mengalami musim kemarau dengan curah hujan di atas normal antara lain sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat dan tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta beberapa bagian Papua.  

Sebaliknya, wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan curah hujan di bawah normal atau lebih kering meliputi Sumatera bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Barat, Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara, dan Papua bagian selatan.    

Pihak BMKG juga menyoroti dinamika atmosfer dan laut yang berperan dalam menentukan pola musim kemarau tahun ini. 

Berdasarkan monitoring suhu muka laut pada awal Maret 2025, diketahui bahwa fenomena La Niña di Samudra Pasifik telah bertransisi menuju fase netral dalam sistem El Niño-Southern Oscillation (ENSO). 

Sementara itu, di Samudra Hindia, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada dalam kondisi netral.  

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan, kondisi ENSO dan IOD yang netral ini menjadi faktor utama mengapa musim kemarau 2025 diprediksi bersifat normal dan tidak sekering tahun 2023.  

“Jadi utamanya adalah karena tidak adanya dominasi iklim global seperti El Nino, La Nina, dan IOD sehingga prediksi kami iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023,” kata Ardhasena.  

Dengan kondisi atmosfer yang cenderung stabil, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak musim kemarau, terutama di sektor pertanian, energi, dan sumber daya air.  

Baca Juga: Sesar Aktif di Dasar Laut Picu Gempa 4,2 M di Lombok Tengah, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x