LONDON, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyetujui gencatan senjata dalam perang di Ukraina jika serius menginginkan perdamaian. Pernyataan ini disampaikan Starmer setelah memimpin pertemuan virtual dengan para pemimpin dunia, Sabtu (15/3/2025).
Pertemuan virtual selama dua jam itu dihadiri oleh sekitar 30 pemimpin dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Turut hadir pula perwakilan dari NATO dan Komisi Eropa.
Starmer menegaskan bahwa Kremlin harus membuktikan keseriusannya dalam mencari solusi damai dengan menerima gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Lancarkan Serangan Udara di Tengah Wacana Gencatan Senjata
Ia menyebut bahwa serangan Rusia yang terus berlanjut bertentangan dengan klaim Putin yang menginginkan perdamaian.
Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin dunia menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keamanan jangka panjang Ukraina.
Mereka sepakat bahwa Ukraina harus mampu mempertahankan diri dan mencegah agresi Rusia di masa depan.
“Kami akan membangun pertahanan dan angkatan bersenjata Ukraina sendiri, dan siap dikerahkan sebagai 'koalisi yang bersedia' jika terjadi kesepakatan damai, untuk membantu mengamankan Ukraina di darat, di laut, dan di udara,” ujar Starmer dikutip dari Associated Press.
Inggris dan Prancis diketahui tengah menggalang dukungan untuk misi militer Eropa yang bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina. Langkah ini diharapkan dapat mencegah Rusia kembali melancarkan agresi.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan pentingnya tekanan lebih besar terhadap Rusia agar menyetujui gencatan senjata.
Ia menekankan bahwa keamanan Ukraina bukanlah keputusan yang bisa ditentukan oleh Putin.
“Gencatan senjata 30 hari tanpa syarat adalah langkah awal menuju perundingan damai yang sesungguhnya. Moskow hanya memahami bahasa tekanan,” tulis Zelensky dalam akun media sosialnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.