Kompas TV nasional peristiwa

Wakil Menteri PU Perkirakan Kerugian akibat Banjir dan Longsor Sukabumi Tak Sampai Rp1 Miliar

Kompas.tv - 7 Desember 2024, 22:55 WIB
wakil-menteri-pu-perkirakan-kerugian-akibat-banjir-dan-longsor-sukabumi-tak-sampai-rp1-miliar
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti saat mengunjungi sejumlah titik yang terdampak bencana tersebut di Sukabumi, Sabtu (7/12/2024). (Sumber: Kompas.com/Suhaiela Bahfein)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

SUKABUMI, KOMPAS.TV – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti memperkirakan nilai kerugian akibat bajir bandang dan tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat, 4 Desember lalu, kurang dari Rp1 miliar.

Perkiraan itu ia sampaikan saat mengunjungi sejumlah titik yang terdampak bencana tersebut di Sukabumi, Sabtu (7/12/2024).

"Kalau tadi kita menghitung-hitung nilai kerugiannya sih enggak sampai lebih dari Rp 1 miliar,” ucapnya, dikutip Kompas.com.

“Tapi kan kita enggak mau ya tambah-tambah terus," imbuhnya.
 

Baca Juga: Warga Terdampak Longsor di Sukabumi Jalani Trauma Healing, Bernyanyi hingga Doa Bersama

Sebab, cuaca hingga awal Januari 2025 diprediksi hujan terus-menerus. Oleh sebab itu, pemerintah mengantisipasi agar hal ini tak terjadi lagi.

Ditambahkan, dari total 44 titik bencana, sebanyak tujuh belum dapat ditangani karena akses jalannya belum terbuka.

Pihaknya pun secara perlahan akan menangani titik-titik krusial terlebih dahulu.

Sementara, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PU DKI Jakarta-Jawa Barat Sjofva Rosliansjah menjelaskan dampak musibah itu terhadap jalan nasional.

Baca Juga: Kepala BNPB Harap Korban Hilang akibat Banjir Sukabumi Tetap Dicari jika Ahli Waris Meminta

Menurutnya, sekitar 92 kilometer jalan nasional terdampak musibah tersebut.

Namun, sebanyak 35 tenaga kerja Padat Karya Tunai (PKT) telah dikerahkan untuk menangani titik-titik yang terdampak bencana longsor maupun banjir tersebut.

"Ada penyedia jasa dan juga ada padat karya. Karena, daerah ini kan preservasi itu kan tetap ada pengelolaannya. Ini pengelolaannya yang tetap harus dilakukan," tutur Sjofva.


 




Sumber : kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x