3. Mengucap syukur dan terima kasih kepada semua orang yang terus berusaha agar saya (Mary Jane Veloso) bisa kembali ke negaranya serta berkumpul kembali dengan keluarga.
4. Mengucap terima kasih kepada presiden Filipina dan presiden Indonesia serta Menteri Menko Kumham dan Imipas yang sudah dipakai Tuhan untuk menjadi perantara doa doanya saya (Mary Jane Veloso) untuk bisa kembali ke negaranya dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
5. Juga mengucap terima kasih terhadap kedutaan Filipina yang selama menjalani pidana yang selalu ada dan selalu membantu saya (Mary Jane Veloso).
6. Mengucap terima kasih kepada keluarga besar Lapas Perempuan Yogyakarta yang selama menjalani masa pidana telah memfasilitasi saya dalam menjalani pembinaan kepribadian dan kemandirian seperti beribadah rutin, membatik, shibori, melukis sehingga saya dapat memiliki keterampilan tersebut . Di mana hasil dari pembinaan kemandirian tersebut saya mendapatkan premi yang saya jadikan tabungan saya untuk keluarga saya di filipina.
7. Saya (Mary Jane Veloso) mengucapkan terima kasih kepada Romo Kieser pendamping kerohanian saya selama ini mendampingi dan menguatkan saya selama menjalani masa pidana.
Dalam penjelasannya, Evi menyebut Mary Jane berada di blok minimum security atau pengawasan rendah meski statusnya terpidana mati. Sebab, ia dinilai mampu beradaptasi dan mematuhi aturan di LPP.
Baca Juga: Terpidana Mati Mary Jane Dipulangkan, Menko Yusril: Hukuman Dilanjutkan di Filipina
“Tidak ada turun blok juga. Selama ini memang dia berada di blok minimum security," kata Evi.
Mary Jane juga menjadi mentor bagi warga binaan dalam keterampilan, khususnya dalam membatik.
"Mary Jane dapat memiliki keterampilan tersebut. Dari hasil pembinaan kemandirian, Mary Jane mendapatkan premi yang dijadikan tabungan untuk keluarganya di Filipina," ujar Evi.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.