JAKARTA, KOMPAS.TV – Basis partai politik (parpol) pendukung pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2024 belum solid.
Pendapat itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (29/10/2024).
Burhanuddin mengingatkan, pasangan Luthfi-Taj Yasin diusung oleh banyak partai politik.
Termasuk partai besutan Presiden RI Prabowo Subianto, Gerakan Indonesia Raya, meskipun keduanya bukan kader Gerindra.
“Secara umum, kalau mesin partainya bekerja efektif, itu bisa mendapatkan dukungan minimal 73 persen karena partai pendukungnya ditotal menguasai 73 persen, sementara 27 persen memilih PDI Perjuangan,” kata Burhanuddin.
Baca Juga: Mencuat Wacana Jokowi Jadi Juru Kampanye Ahmad Luthfi-Taj Yasin, KPU: Tak Langgar Aturan
“Cuma, masalahnya kan basis pendukung partai Pak Luthfi sendiri kan belum solid. Itu yang menyebabkan muncul aspirasi dari kalangan partai pendukung Pak Luthfi untuk meminta Pak Jokowi turun gunung,” imbuhnya.
Padahal, menurut Burhanuddin, jika partai politik pendukung dan pengusung dapat memaksimalkan kekuatan mereka, suaranya sudah lebih dari cukup.
Saat ditanya, apakah jika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan eks Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turun gunung di pilkada Jateng, hasilnya akan tidak jauh berbeda dengan pilpres, ia mengaku tidak bisa berandai-andai.
“Kita tidak bisa berandai-andai, tetapi yang jelas yang kita bisa kalkulasi adalah efek Pak Jokowi itu seberapa jauh ketika disampaikan atau ditujukan kepada calon yang secara hubungan darah itu tidak ada hubungan. Kalau Gibran itu kan jelas anaknya ya,” kata dia.
Jika melihat dari banyak sisi, lanjut Burhanuddin, di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 awalnya efek Jokowi mengarah ke Ganjar Pranowo.
Sebab, Ganjar satu partai dengan Jokowi sebelum akhirnya berpisah jalan.
Selain itu, keduanya sama-sama dari Jawa tengah, sama dari sisi personality, dan sama-sama suka blusukan.
“Jadi ketika Pak Jokowi akhirnya mendukung Gibran, ternyata kan darah lebih kental daripada air.”
“Jadi asosiasi antara Ganjar dan Pak Jokowi tadi kemudian berpindah ke Gibran yang notabene putranya sendiri,” tegasnya.
Baca Juga: Tanggapi Wacana Jokowi Diminta Jadi Jurkam, Analis Sebut Jawa Tengah Miliki Daya Tarik Tersendiri
Penjelasan tersebut, lanjut Burhanuddin, untuk menjelaskan bahwa tidak serta merta dukungan Jokowi punya efek.
“Harus ada jembatan untuk memperantarai asosiasi antara Pak Jokowi dengan Pak Luthfi,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.