BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi dan Banjir Rob di Beberapa Wilayah Pesisir Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan untuk wilayah pesisir Indonesia. Pihak BMKG mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang air laut tinggi dan bahaya banjir rob di beberapa daerah, Rabu (28/8/2024).

Prakirawan BMKG, Sekar Anggraeni menjelaskan bahwa tinggi gelombang laut di wilayah Indonesia umumnya diprediksi akan berkisar antara 0,5 hingga 2,5 meter.

"Untuk prakiraan tinggi gelombang laut di wilayah Indonesia umumnya berkisar antara 0,5 hingga 2,5 meter serta waspadai potensi banjir rob di pesisir Kepulauan Riau dan pesisir Jawa Tengah," ujar Sekar dikutip dari Antara.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 28 Agustus: 15 Wilayah Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat

Penyebab Gelombang Tinggi

Kondisi ini disebabkan oleh pola pergerakan angin di wilayah Indonesia. Di bagian utara, angin umumnya bergerak dari arah tenggara ke barat daya dengan kecepatan berkisar antara 6 hingga 30 knot.

Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, angin bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan antara 8 hingga 25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara dan Laut Natuna," lanjutnya.

Wilayah yang Berpotensi Terkena Dampak

BMKG telah menerbitkan peringatan dini untuk wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter, meliputi:

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 28-29 Agustus 2024, Wilayah Ini Siaga dan Waspada Hujan Lebat-Angin Kencang

1. Selat Malaka bag. Perairan utara Pulau Sabang
2. Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias
3. Perairan barat Kepulauan Mentawai
4. Perairan Enggano Bengkulu
5. Perairan barat Lampung
6. Samudra Hindia barat Aceh hingga Lampung
7. Selat Sunda bagian selatan
8. Selat Bali-Lombok
9. Selat Sumba bagian selatan

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," pungkas prakirawan BMKG ini.