Kompas TV nasional humaniora

BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Indonesia, Cegah Bencana Karhutla

Kompas.tv - 21 Juli 2024, 22:30 WIB
bmkg-gencarkan-operasi-modifikasi-cuaca-di-langit-indonesia-cegah-bencana-karhutla
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Sumber: Instagram Dwikorita Karnawati )
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak BMKG terus berupaya meminimalkan risiko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di daerah-daerah yang rentan seperti Pulau Sumatra dan Kalimantan.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengisi kubah air di lahan gambut, yang sering menjadi sumber utama terjadinya karhutla.

Menurut Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2024, BMKG telah ditugaskan untuk memiliki Kedeputian Modifikasi Cuaca.

Kedeputian ini bertanggung jawab atas koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan umum serta teknis dalam bidang modifikasi cuaca.

Pembentukan kedeputian ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas OMC di masa mendatang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, terdapat perubahan paradigma dalam penggunaan OMC di Indonesia, yang kini terbukti efektif.

Sejak tahun 2015, OMC diterapkan sebagai langkah mitigasi bencana, bukan lagi hanya sebagai respons setelah karhutla terjadi.

"Caranya dengan melakukan pengisian kubah air gambut. Berdasarkan data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) ambang batas ketinggian air dalam tanah lahan gambut tidak boleh di bawah 40 cm yang menandakan status rawan kebakaran," kata Dwikorita di Jakarta, Minggu (21/7).

OMC yang dilakukan pada masa transisi musim hujan ke musim kemarau, terlihat dengan jelas perbandingan efektifitasnya.

Hotspot yang dipadamkan dengan hujan hasil OMC lebih efektif jika dibandingkan dengan upaya water bombing dan terrestrial dalam mengatasi karhutla.

Saat ini, pemerintah memang memfokuskan OMC untuk menanggulangi karhutla di Sumatra dan Kalimantan.

Baca Juga: Ada Bibit Siklon Tropis 91W dan 92W, BMKG Prediksi Wilayah Indonesia Ini Hujan Lebat 21-22 Juli 2024

Adapun waktu pada musim transisi hujan ke musim kemarau sengaja dipilih karena pada dasarnya OMC sangat bergantung pada keberadaan awan hujan.

Jika OMC baru dilakukan pada musim kemarau atau pada saat karhutla sudah terjadi maka akan sulit melakukan OMC karena biasanya keberadaan awan sulit ditemukan.

Oleh karenanya, air hujan yang berhasil diturunkan pada musim transisi diupayakan untuk disimpan ke dalam kubah gambut dengan mengisi embung-embung yang berada di daerah rawan karhutla.

Nantinya, jika musim kemarau dan karhutla terjadi, cadangan air ini juga bisa digunakan oleh tim Manggala yang bekerja secara terrestrial.

Dwikorita menjelaskan, efektifitas pembasahan lahan gambut dalam memitigasi karhutla sudah terbukti.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, telah terjadi keterlambatan lonjakan hotspot (titik panas) di Sumatra dan Kalimantan.




Sumber : Kompas TV, BMKG




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x