"Itu tak ada artinya semua pada saat di-closing dengan berbagai tindakan-tindakan yang sangat di luar prinsip-prinsip etika kita berdemokrasi.”
Dengan situasi tersebut, menurut Aria, apa pun kerja keras yang sudah dilakukan oleh tim kandidat, tidak akan berpengaruh terhadap hasil pemilu.
Oleh karena itu, ia menilai tidak perlu ada lagi pemilu maupun pemilihan kepala daerah jika praktik serupa masih terus dilakukan.
Menurut Aria Bima, mudah saja dilakukan yakni dengan mengancam kepala desa oleh oknum aparat untuk mengumpulkan suara.
"Ancam saja itu kepala desa oleh oknum aparat kemudian suruh cari suara, lebih manjur tambahi uang, aja selesai itu bupatinya siapa yang kita kehendaki," tutur Aria.
Baca Juga: Pesan Anies pada Pendukung di Tengah Ketertinggalan Suara Quick Count Pilpres
"Enggak ada visi misi, enggak ada kampanye debat kepala daerah, tidak penting itu. Sehebat apa pun kepala daerah itu berdebat, yang paling penting beli suara, ancam itu kepala desa dengan dana desanya.”
Adapun berdasarkan penghitungan langsung atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Jumat (16/2) pukul 23:45:57 WIB dengan persentase jumlah surat suara 63,10 persen, pasangan Ganjar-Mahfud memperoleh suara sebesar 17,94 persen.
Paslon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga itu berada di bawah paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (24,67 persen) dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (57,39 persen).
Baca Juga: Rocky Gerung: Kita Berharap yang kalah Itu Ambil Posisi Beroposisi | ROSI
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.