“Hampir bisa dipastikan lolos putaran pertama kan pasangan Prabowo-Gibran, kemudian publik bertanya-tanya bagaimana soal nomor urut `1 dan 3, selisihnya kan tiga persen,” katanya.
“Kalau tiga persen kan masih sangat mungkin saling balap-balapan menuju 14 Februari,” tambahnya.
Mengenai kemungkinan paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin berkoalisi dengan paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud, Adi menyebutnya sangat mungkin.
“Sangat mungkin, apa yang tidak mungkin, sekalipun publik selalu mengatakan ada jarak psikologi yang cukup tebal antara PKS dan PDIP.”
“Betul ada korespondensi historis yang memang agak sulit ditembus antara PKS dan PDIP khususnya. Cuma ada dua anomali dalam pilpres 2024 yang bisa mempertemukan PDIP dan PKS termasuk NasDem ya,” tambahnya.
Ia kemudian menyebut tentang Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP yang 23 tahun bersama tiba-tiba pisah jalan.
“Apa yang kemudian bisa menjelaskan PKS dan PKB yang dulu bagaikan minyak dan air, tapi saat ini bisa satu dalam barisan koalisi bersama,” katanya.
“Oleh karena itu bagi kita, ya jangankan PDIP dengan PKS ya, PDIP dengan Gerindra siapa tahu di putaran kedua juga akan berkongsi,” tambahnya.
Baca Juga: Megawati Sebut Ada Orang-Orang Ingin Kekuasaan Langgeng: Yang Langgeng itu Allah
Kalkulasi dalam koalisi di putaran kedua, lanjut dia, adalah kalkulasi mengenai untung rugi.
“Itu pastinya kalkulasi untung dan rugi, bukan hal lain yang saya kira tidak logis secara politik,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.