KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menanggapi pernyataan pihak yang meragukan "ke-NU-an" Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Gus Yahya, pihak yang meragukan ke-NU-an Khofifah tidak pernah menjadi pengurus ormas terbesar di Indonesia tersebut.
"Yang meragukan ke-NU-annya Bu Khofifah tidak pernah menjadi pengurus NU, kan celaka," kata Gus Yahya saat berada di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Surabaya, Senin (15/1/2024).
Baca Juga: Ketua Umum PBNU Gus Yahya: Yang Meragukan ke-NU-an Khofifah Tidak Pernah Jadi Pengurus NU
Pernyataan Gus Yahya tersebut disampaikan setelah calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyebut bahwa orang berideologi NU pasti akan mendukung pasangan Anies-Muhaimin.
Pernyataan Cak Imin, sapaan akrabnya, disampaikan saat bertemu dengan peternak di Blitar, Jawa Timur, Kamis (11/1) lalu.
"Orang yang punya idelologi NU pasti istiqomah ke AMIN. Saya meragukan ke-NU-annya kalau tidak pilih AMIN," kata Cak Imin waktu itu.
Sementara, Khofifah Indar Parawansa yang juga merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU, mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Khofifah pun menanggapi santai soal pernyataan Cak Imin yang meragukan "ke-NU-an" orang yang tidak pilih paslon nomor urut 1.
“Ha-ha-ha, jadi saya bilang begini, saya ini Ketua Umum PP Muslimat NU, saya rasa kalau misalnya ada mereka yang berafiliasi dengan partai maka itu partai," kata Khofifah di Makassar, Minggu (14/1).
"Partai itu partai, NU ya NU. Jadi kalau saya Ketua Umum PP Muslimat NU lalu kemudian ada yang meragukan ke-NU-an saya, harus dibalik, jadi yang meragukan yang mana?” lanjutnya.
Sebelumnya, pada Selasa (31/10/2023), Gus Yahya mengingatkan jajarannya harus cuti atau mundur jika bergabung secara resmi ke dalam tim pemenangan bakal calon presiden (Capres) atau wakil presiden (Cawapres).
Menurut Gus Yahya, PBNU memiliki aturan terkait status keanggotaan pengurus PBNU yang tergabung menjadi tim sukses (Timses) Pemilu 2024.
“Kalau dia posisinya resmi ya, dia harus cuti atau bahkan harus mundur. Kalau posisinya resmi. Tergantung nanti ada kategori-kategori dalam aturan yang kami miliki ya,” kata Gus Yahya saat di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, dikutip dari Kompas.com.
Meski demikian, ia mengaku tidak bisa melarang pengurus NU sebagai pribadi yang condong terhadap bakal capres atau cawapres tertentu.
“Kalau cuma pribadi enggak jadi apa-apa sebagai rakyat, ya kita enggak bisa halangi toh,” ujar Gus Yahya.
Saat itu, Gus Yahya juga bersikap terkait putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny wahid yang mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam hal tersebut, Gus Yahya meminta Yenny tidak membawa nama NU maupun kepengurusan NU dalam posisinya sebagai pendukung Ganjar.
Baca Juga: Yenny Wahid Dukung Ganjar Mahfud, Nusron Ingatkan Perkataan Gus Dur soal Prabowo Presiden
“Tapi satu prinsip bahwa apapun tindakan dukung mendukung dalam kompetisi Pilpres maupun Pemilu yang akan datang ini tidak boleh membawa-bawa NU apalagi pengurusnya,” tutur Gus Yahya.
Merujuk pada data resmi NU Online, Yenny duduk sebagai Ketua Pengurus Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU masa khidmah 2022-2027.
Struktur kepengurusan itu berdasar pada Surat Keputusan (SK) Nomor: 46/A.II.04/03/2022 dan ditandatangani oleh Rais ‘Aam KH Miftachul Akhyar, Katib ‘Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf, pada Rabu (23/3/2022).
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.