KUBU RAYA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan berhati-hati dalam memilih pemimpin.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberi sambutan pembukaan Kongres XXXII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Musyawarah Nasional (Munas) XXV Kohati di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (24/11/2023).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urabaningrum, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, Menteri Investasi Indonesia merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Presiden Jokowi menjelaskan Pemilu 2024, 2029, 2034 sangat menentukan untuk Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak.
Sebab Indonesia punya peluang menjadi negara maju dan kesempatan itu hanya ada satu kali dalam sebuah peradaban negara.
Baca Juga: Jokowi: Pilih Anies, Prabowo, Ganjar Silakan, Kehendak Allah dan Rakyat
Jokowi mengingatkan di tahun 1950-an dan 1960-an negara-negara di Amerika Latin sudah menjadi negara berkembang, namun hingga saat ini tetap menjadi negara berkembang. Bahkan ada yang sampai menjadi negara miskin.
Presiden tidak menginginkan kemajuan Indonesia yang saat ini sudah terbangun menjadi sia-sia karena perpecahan dan kesalahan memilih pemimpin.
Jokowi menilai Indonesia punya peluang dan kesempatan menjadi negara maju. Jika peluang dan kesempatan yang saat ini dimiliki tidak digunakan sebaik-baiknya, sulit bagi Indonesia masuk ke jajaran negara maju.
"Sering saya bicara bolak-balik hati-hati memilih pemimpin. Tapi semuanya kita serahkan kepada rakyat, karena yang punya kedaulatan adalah rakyat. Siapapun yang saudara pilih pertama itu kehendak Allah yang kedua memang kehendak rakyat," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.
"Mau memilih Pak Anies silahkan, mau memilih Pak Prabowo silahkan. Mau memilih Pak Ganjar silahkan. Asal jangan pilih Pak Bahlil, karena semuanya nanti akan ditentukan oleh rakyat di 14 Februari yang akan datang," sambung Jokowi.
Baca Juga: [FULL] Sambutan Jokowi Buka Kongres HMI ke-32: Singgung Soal Situasi Geopolitik Dunia
Presiden Jokowi menjelaskan tantangan yang paling banyak dihadapi pemimpin ke depan adalah tantangan eksternal.
Setelah pandemi, negara-negara di dunia dihadapkan dengan krisi pangan akibat perang Ukraina-Rusia. Dampak perang di Ukraina-Rusia membuat harga gandum naik, harga pupuk naik.
Kenaikan harga gandum dan pupuk ini berimbas ke Indonesia karena bahan baku pupuk yang diproduksi di Tanah Air berasal dari Ukraina dan Rusia. Kemudian 30 persen pasokan gandum yang diimpor berasal dari Ukraina dan Rusia.
Saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dijelaskan ada 77 juta ton gandum yang berhenti tidak bisa keluar.
Baca Juga: Bank Dunia: Harga Minyak Bisa Melejit Tidak Karuan jika Perang Israel-Hamas Meluas
Hal serupa juga disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ada kurang lebih 130 juta ton stok gandum berhenti tidak dikirim ke negar lain.
"Artinya total sudah 207 juta ton gandum yang tidak bisa keluar Ukraina dan Rusia. Kelihatannya perangnya di sana tapi semua negara merasakan karena harga gandum naik, harga pupuk naik akibat perang," ujar Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan konflik Israel-Palestina di Gaza juga berpeluang menciptakan krisis di negara lain.
Dikhawatirkan semakin lama perang Israel-Palestina akan melebar dan memicu Hizbullah di Libanon, Houthi di Yaman, Isis di Suriah dan Iran ikut bergabung.
Problemnya, sambung Jokowi, bukan perang yang jauh dari Indonesia, tetapi akan merembet ke harga minyak dunia.
Baca Juga: Israel Siapkan Serangan Darat ke Gaza, Harga Minyak Mentah Dunia Kembali Naik
Bahkan jika perang melebar tidak bisa diprediksi kenaikan harga minyak di angka berapa. Kenaikan harga minyak dunia ini juga bakal mempengaruhi seluruh harga barang di dunia. Termasuk di Indonesia.
"Inilah kondisi-kondisi yang ingin saya sampaikan karena ini adalah tantangan ke depan kita. Tantangan kita ke depan yang paling banyak adalah tantangan eksternal yang harus dihadapi oleh pemimpin ke depan," ujar Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.