Sebelumnya, SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat angkat bicara soal isu Mahkamah Konstitusi akan kembalikan sistem pemilu proporsional tertutup jelang pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024.
Presiden Keenam RI itu pun mempertanyakan alasan mendesak apa yang menjadi latar belakang perubahan sistem pemilu kepada MK.
“Apakah ada kegentingan & kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai,” tulis SBY di Twitter, Minggu (28/5/2023).
“Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kpd KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan 'chaos' politik,” imbuhnya.
SBY mengatakan, publik akan sulit menerima perubahan sistem pemilu apabila MK tidak memiliki alasan yang kuat.
Ia juga mengatakan bahwa mayoritas partai politik akan menolak perubahan sistem tersebut.
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid: Kalau MK Putuskan Pemilu 2024 Proporsional Tertutup, Kita Balik ke Orde Baru
“Saya yakin, dalam menyusun DCS, Parpol & Caleg berasumsi sistem pemilu tidak diubah, tetap sistem terbuka. Kalau di tengah jalan diubah oleh MK, menjadi persoalan serius. KPU & Parpol harus siap kelola 'krisis' ini,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa sikap SBY menakuti rakyat.
“Seharusnya seorang pemimpin memiliki sikap kenegarawanan dan tidak menakut-nakuti rakyat,” kata Hasto di kantor DPP PDI-P, Senin (29/5/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.