BSI sempat mengalami gangguan layanan perbankan ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin (8/5), dan berhasil dipulihkan pada Kamis (11/5).
Kelompok ransomware LockBit 3.0 pun mengaku bertanggung jawab atas gangguan pada sejumlah layanan BSI tersebut.
Dugaan itu diungkap platform intelijen dan investigasi dark web yang aktif di Twitter, Dark Tracer yakni @darktracer_int.
Dark Tracer juga melampirkan tangkapan layar pengumuman Lockbit 3.0 dalam cuitannya.
"Kelompok ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan layanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). (Mereka) menyatakan bahwa itu (gangguan) adalah akibat dari serangan mereka,” tulis @darktracer_int, Sabtu (13/5).
Dalam gambar yang diunggah Dark Tracer, hacker ini mengaku telah mencuri sekitar 1,5 TB (terabyte) data yang ada di dalam sistem bank.
"Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta data nasabah, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal," lanjut cuitannya.
Mereka mengaku setidaknya ada lima jenis, yakni 9 basis data yang terdiri dari data 15 juta nasabah dan karyawan yang mencakup nomor telepon, alamat, nama, dokumen informasi, jumlah rekening, nomor kartu, transaksi.
Kemudian dokumen keuangan, dokumen hukum, NDA, serta kata sandi untuk semua layanan internal dan eksternal yang digunakan di bank.
Baca Juga: Ransomware Lockbit 3.0 Ngaku Curi 1,5 TB Data BSI, Apa Saja Rinciannya?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.