"Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dgn alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka menjadi korban ransomware. Total data yg dicuri 1,5 TB," cuitnya, Sabtu.
"Diantaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal & layanan yg mereka gunakan."
Adapun dalam pengumuman Lockbit, data yang dicuri setidaknya ada lima jenis, yakni 9 basis data yang terdiri dari data 15 juta nasabah dan karyawan.
Data tersebut meliputi, nomor telepon, alamat, nama, dokumen informasi, jumlah rekening, nomor kartu, transaksi dan banyak lagi.
Kemudian dokumen keuangan, dokumen hukum, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), serta kata sandi untuk semua layanan internal dan eksternal yang digunakan di bank.
Seperti diketahu, layanan BSI sempat mengalami gangguan beberapa hari sejak Senin (8/5).
BSI pun telah meminta maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI, sekaligus menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan dana dan data milik nasabah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
“Atas nama BSI, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah, karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023. Proses normalisasi layanan BSI telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” kata Hery dalam keterangan resminya kepada media, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga: Dirut BSI Klaim Layanan Sudah Normal, tapi Nasabah Belum Bisa Transfer Bank Lain dan Topup Gopay
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.