"Saya khawatir, keterbatasan anggaran ini yang kemudian menyebabkan kondisi lift itu tidak dalam kondisi 100 persen," ujarnya.
Selain itu, ia juga menduga ada masalah sistem pengawasan di Bandara Kualanamu.
Sebab, meski ada CCTV, jenazah korban Aisiah baru ditemukan tiga hari setelah dilaporkan hilang, yakni pada 27 April 2024, ketika jenazahnya sudah mulai membusuk.
"Apa yang terjadi di Kualanamu sudah menunjukkan adanya celah keamanan di sana, bagaimana sesuatu yang terjadi di dalam lift dan sebenarnya terekam di CCTV namun terlewatkan oleh petugas keamanan," terangnya.
"Di sini bukan alatnya saja, yang saya khawatirkan adalah kompetensi petugasnya," imbuhnya.
Baca Juga: Pengamat IT Soal CCTV Perempuan Jatuh di Lift Bandara Kualanamu: Janggal, Ada yang Ditutupi
Ia mendorong agar Kemenhub tak hanya memeriksa kondisi fasilitas, namun juga petugas keamanan yang menerapkan peraturan atau SOP bandara dengan tepat.
"SOP ada, peraturan ada, tapi apakah benar-benar diterapkan sebagaimana mestinya?" ucapnya.
Hari ini, Rabu (3/5/2023) polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Bandara Kualanamu atas kasus Aisiah yang jatuh dari lift.
Saat melakukan olah TKP, polisi menguji lift di bandara, termasuk pemeriksaan di lantai dasar lift.
Polisi juga menyelidiki keberadaan celah ruang di lift Bandara Kualanamu.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura Aviasi, Achmad Rifai menyebut, ada lima personel Bandara Kualanamu yang dinonaktifkan.
Kelima personel yang dinonaktifkan tersebut terdiri dari dua pejabat senior manager bidang operasi dan teknik, serta tiga personel operation security bidang CCTV operator.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.