7. Gujarat, India (20.000 korban jiwa)
Berikutnya, gempa berkekuatan M 7,7 pada 26 Januari 2001 yang menghantam Gujarat, India, menewaskan 20.000 orang.
Gempa meratakan bangunan di seluruh negara bagian, dengan banyak korban jiwa di kota Bhuj dekat perbatasan dengan Pakistan.
8. Sendai, Jepang (18.500 korban jiwa)
Disusul kemudian nomor delapan, gempa M 9 disusul tsunami yang melanda pantai timur Sendai, Jepang, pada 11 Maret 2011. Gempa ini menewaskan 18.500 orang dan memicu kebocoran pembangkit nuklir Fukushima Daiichi.
Baca Juga: Inilah 10 Gempa Bumi Paling Mematikan di Abad 21, Gempa Turki dan Suriah Salah Satunya
9. Nepal (9.000 korban jiwa)
Gempa M 7,8 di Nepal pada 25 April 2015 yang menewaskan 9.000 orang menjadi yang paling mematikan kesembilan. Gempa ini memicu longsoran salju dan tanah longsor di beberapa bagian Pegunungan Himalaya, serta menghancurkan sekolah dan rumah sakit.
10. Yogyakarta (6.000 korban jiwa)
Adapun di nomor sepuluh adalah gempa M 6,3 yang melanda Yogyakarta pada 26 Mei 2006. Setidaknya 6.000 orang tewas saat itu. Berada di urutan kesepuluh gempa paling mematikan, magnitudo gempa ini juga paling kecil dibandingkan sembilan gempa lainnya.
Dibandingkan Turki, Indonesia jauh lebih rentan dari bencana. Hal ini menurut World Risk Index 2022 yang dikeluarkan Universitas Ruhr Bochum, Jerman.
Indeks yang mengukur kerentanan dan ketangguhan suatu negara terhadap bencana ini memberikan skor risiko 41,46 untuk Indonesia.
Dengan kata lain, Indonesia di peringkat tertinggi ketiga di dunia setelah Filipina (46,82) dan India (42,31). Sementara Turki memiliki skor 16,23.
Baca Juga: Rumah Sakit Lapangan Indonesia di Turki Mulai Beroperasi, Korban Gempa Tembus 36.000 Orang
Selain kerentanan dari banyaknya sumber bencana, indeks ini juga dipengaruhi tiga hal, yaitu ketimpangan sosial dan kurangnya pembangunan, stabilitas politik yang tidak mencukupi, perawatan kesehatan dan infrastruktur, serta kurangnya kemajuan.
Khusus pada kategori kedua, Turki dinilai memiliki kerentanan “sangat tinggi” terhadap bencana alam.
Ditakdirkan berada di jalur gempa yang aktif, Indonesia tidak bisa mengelak dari ancaman bencana.
Namun, tingginya risiko bencana di Indonesia sebenarnya bisa dikurangi dengan perbaikan kapasitas dalam manajemen bencana, terutama untuk mengurangi risiko gempa adalah dengan memperkuat bangunan.
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.