Adapun Ketua Umum Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenezer mengungkapkan, menteri yang “teriak” tiga periode dan penundaan pemilu harus di-reshuffle oleh presiden karena tidak sejalan dengan demokrasi.
Menteri yang kena reshuffle, jelas dia, yakni yang tidak sejalan dengan kebijakan presiden.
“Presiden sudah mengantongi nama-nama menteri yang direshuffle. Harapannya, menteri yang menggantikan nanti dapat sejalan dengan presiden dan kebijakannya sama. Soalnya kebijakan menteri seperti menkominfo, mentan, menkes, berbeda dengan presiden,” sebutnya kepada Kompas TV, Rabu (31/1) kemarin.
Ketiga menteri tersebut, menurut Immanuel memiliki permasalahan masing-masing dan kebijakan mereka tidak sejalan dengan kebijakan presiden.
“Menkominfo ada korupsinya, Mentan pupuk langka, Menkes kasus gagal ginjal. Menkominfo memang harus diganti. Bukannya saya seperti benci nasdem, tapi memang menteri mereka seperti itu,” ungkapnya.
Immanuel juga menyebutkan, pada reshuffle kali ini, presiden tidak akan mengambil menteri dari oposisi.
Baca Juga: Round-up: Pertimbangan Jokowi soal Reshuffle, Duplik Sambo Cs, Dugaan Perselingkuhan Kompol D
Sementara itu, reshuffle pun kencang menyeret isu pencopotan menteri NasDem di Kabinet Indonesia Maju. Hal tersebut digaungkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang terus mendesak agar menteri NasDem mengundurkan diri.
Menurut PDI-P kinerja para menteri dari NasDem perlu dievaluasi.
Saat ini, ada tiga menteri Partai NasDem di kabinet yaitu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Posisis menteri-menteri dari NasDem yang berpotensi diganti ini tak lain disebabkan karena Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memutuskan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.