YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Proses sedot lemak atau liposuction adalah salah satu tindakan medis untuk menghilangkan lemak di tubuh. Prosedur ini umumnya dilakukan demi kepentingan kosmetika atau terkait kondisi medis tertentu.
Akan tetapi, sedot lemak disebut bukanlah metode untuk menurunkan berat badan secara keseluruhan. Sedot lemak juga bukan cara untuk mengobati kelebihan berat badan atau obesitas.
Melansir Kompas.com, sedot lemak dapat secara permanen menghilangkan sel-sel lemak dan mengubah bentuk tubuh. Namun, jika Anda tertarik menempuh prosedur ini untuk mengubah bentuk tubuh, tentu Anda mewaspadai sejumlah risikonya.
Sedot lemak atau liposuction adalah operasi kosmetik yang memecah dan menyedot lemak dari tubuh. Tindakan ini dapat dilakukan di beberapa bagian tubuh seperti paha, perut, pantat, leher, dagu, lengan atas, lengan belakang, betis, dan punggung.
Baca Juga: Ramai Fenomena Sedot Lemak, Bagaimana Metodenya?
Tindakan sedot lemak dilakukan dengan mengeluarkan lemak melalui sebuah alat yang dikenal sebagai kanula.
Meskipun demikian, usai bentuk tubuh berubah, orang yang menjalani sedot lemak bisa jadi membesarkan sel lemak kembali jika tidak menjaga gaya hidup.
Selain itu, tindakan ini tidak menghilangkan selulit, lesung pipi, atau gurat peregangan (stretch mark).
Sebagaimana operasi besar lain, proses sedot lemak juga memuat sejumlah risiko dan efek samping. Berikut risiko, efek samping, atau komplikasi yang mungkin terjadi jika Anda melakukan operasi sedot lemak.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Menurunkan Berat Badan, Apa Saja?
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.