JAKARTA, KOMPAS.TV - Pendapat ahli psikologi forensik terkait tingkat kecerdasan Ferdy Sambo di atas rata-rata dinilai menjadi sebuah fakta yang menguatkan adanya pembunuhan berencana terhadap Nofrianysah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Tim Kuasa hukum keluarga Brigadir J Martin Lukas Simanjuntak menyatakan pendapat dan keterangan ahli di muka persidangan sudah membuat terang dakwaan JPU terkait Pasal 340 mengenai pembunuhan berencana.
Martin menjelaskan keterangan ahli menyebut Ferdy Sambo memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun bukan berarti mantan Kadiv Propam Polri itu tidak bisa melanggar norma hukum.
Artinya, sambung Martin, dalam keadaan terdesak Ferdy Sambo bisa melanggar norma hukum.
Baca Juga: Terkuak! Hasil Tes Psikologi Ferdy Sambo: Emosi Tinggi & Miliki Kecerdasan di Atas Rata-Rata!
"Ini menegaskan Ferdy Sambo itu dalam hal ini diduga keras menggunakan kecerdasannya untuk melakukan perencanaan untuk menghilangkan nyawa Yosua," ujar Martin di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (21/12/2022).
Martin menegaskan ahli psikologi forensik yang dihadirkan menjelaskan tidak ditemukan riwayat tingkah laku Yosua dalam melanggar aturan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan keluarga Brigadir J.
Terkait adanya perubahan sikap, Martin menilai hal tersebut sangat wajar dan umum terjadi. Sebagai contoh seseorang yang baru diangkat sebagai direktur lalu membeli mobil tidak bisa dianggap sebagai orang yang sombong.
Kemudian mengenai pola perubahan karakteristik Yosua kepada rekan kerja dan perintah atasan hanya bisa dijawab oleh pimpinan kliennya.
Baca Juga: Ahli Psikologi: Ada Perubahan Perilaku Yosua Sejak Jadi Karungga
"Yang bisa menjawab siapa yang menganggat dia (Yosua) sebagai kepala rumah tangga dan siapa yang menggunakan dia sebagai kepala rumah tangga. Pertanyaannya apakah orang itu (pimpinan Yosua) mau jujur atau tidak," ujar Martin.
Lebih lanjut Martin juga menepis pernyataan dari tim kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo yang menilai keterangan ahli sebagai penegasan ada peristiwa di Magelang.
Martin mengingatkan kembali ahli psikologi forensik sudah memberi catatan terkait dugaan kekerasan seksual di Magelang bukan kompetensi dari psikolog forensik.
Ahli dalam menutup pendapatnya, sambung Martin, menjelaskan keterangan yang didapat mengenai ada atau tidak kekerasan seksual di Magelang dari kesaksian Putri dan dikaitkan dengan keahlian psikologi forensik.
Baca Juga: Kriminolog dan Ahli Psikologi Forensik Beda Pendapat Soal Pelecehan Terhadap Putri Candrawathi
"Pendapat ahli psikologi forensik itu bukan bukti langsung dalam tindak pidana kekerasan seksual. Bukti langsung itu yang saintifik adalah visum et repertum. Sehingga pendapat keahlian psikologi forensik dalam klaim menguatkan motif kekerasan seksual itu tidak bisa kalau tidak ada visum et repertum," ujar Martin.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani selaku ahli psikologi forensik yang dihadirkan dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir J, Rabu (21/12/2022) menjelaskan hasil pemeriksaan psikologi Ferdy sambo memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Ferdy Sambo juga memiliki kemampuan abstraksi, imajinasi, dan kreativitasnya sangat baik. Motivasi berprestasinya tinggi untuk mencapai target dan melebihi dari target yang diberikan kepadanya.
Kemudian tipe kepribadian Sambo merupakan individu yang kurang percaya diri dan membutuhkan dukungan orang lain di dalam bertindak dan mengambil keputusan, terutama untuk hal-hal yang besar.
Baca Juga: Ahli Pidana: KUHP Mengenal Penghapusan Pidana Terkait Adanya Daya Paksa, Peluang Eliezer Bebas?
Untuk Brigadir J, di masa kecil dan masa remaja dia dikenal sebagai anak yang karakter baik, aktif dalam berbagai kegiatan dan positif dalam kegiatannya.
Didapatkan informasi ada perubahan sikap Brigadir J sejak diberi kepercayaan sebagai kepala rumah tangga yang ditugaskan mendampingi Putri Candrawathi.
Perubahannya yaitu menurut rekan-rekan mengenai penampilan dan ada informasi yang bersesuaian dengan informasi dari Jambi.
"Penampilannya lebih mewah dibanding sebelumnya, menunjukan power dan dominasi terhadap ADC dan perangkat lain," ujar Rini saat memberi keterangan sebagai ahli.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.