Bahkan, Yuda menambahkan, Prabowo punya potensi untuk kehilangan suaranya lagi di Jawa Barat karena diambil Anies.
"Lalu ke Jawa Barat, Banten dan DKI, (pada 2019) Jokowi menang tipis di DKI 52 persen, Prabowo 48 persen," lanjutnya.
"Tapi ada dua lumbung atau kantong suara Prabowo di Banten dan Jawa Barat, itu menangnya sangat tebal. Bahkan di Jawa Barat, Prabowo 90 persen sementara Jokowi hanya 10 persen. Nah sekarang, kantong-kantongnya Prabowo itu sekarang menjadi basisnya Anies Baswedan," terangnya.
Baca Juga: Ganjar Ingin Seluruh Desa di Pati Anti Korupsi
"Untuk menjelaskan ini apa? Berarti memang, basis kantong utama atau ceruk pemilih Prabowo dan Anies itu beririsan. Anies lebih banyak mengambil pemilih Prabowo ketimbang pemilih Jokowi," jelasnya.
"Jadi saya kira, ini potensi tergerusnya suara Prabowo, di kantong-kantong suara pada 2019, akan diambil oleh Anies Baswedan semakin besar," ucap Yuda.
DKI Jakarta
Anies: 49,6 persen
Ganjar: 27,5 persen
Prabowo: 15,7 persen
Banten
Anies: 47,6 persen
Prabowo: 28,5 persen
Ganjar: 16,1 persen
Jawa Barat
Anies: 36,3 persen
Prabowo: 30,8 persen
Ganjar: 18,7 persen
Jawa Tengah
Ganjar: 71,4 persen
Prabowo: 10,8 persen
Anies: 9 persen
Jawa Timur
Ganjar: 36,1 persen
Prabowo: 25,5 persen
Anies: 19,6 persen
Baca Juga: Ganjar Mengaku Tak Bertemu Anies di Tasyakuran Pernikahan Kaesang-Erina: Salam Ya
Seperti diberitakan KOMPAS TV sebelumnya, survei ini dilakukan Poltracking pada 26 November – 2 Desember 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Jumlah sampel pada setiap/masing-masing provinsi adalah 1.000 responden (DKI Jakarta 1.000 responden, Banten 1.000 responden, Jawa Barat 1.000 responden, Jawa Tengah 1.000 responden, dan Jawa Timur 1.000 responden) dengan margin of error +/- 3,1 persen pada setiap provinsi dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.