Mundji melanjutkan, ayah Rudyanto, Tan Giok, dalam kesehariannya membuka usaha percetakan di rumah untuk pembuatan kartu undangan.
Selama membuka usaha itu, kata Mundji, Rudyanto tak ikut membantu ayahnya. Ia lebih memilih bekerja sebagai karyawan percetakan di kawasan Kota.
Berbeda dengan Budyanto yang memilih membantu ayahnya menjalani usaha percetakan tersebut.
Baca Juga: Polisi Klaim Telah Temukan Titik Terang Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Tak Mengurusi Ayahnya yang Sakit
Lebih lanjut, Mundji mengatakan pada 1997 Tan Giok Tjin sakit setelah terjatuh dari kamar mandi rumahnya.
Menurut Mundji, Tan Giok saat itu mengeluh kesakitan, bahkan sampai sulit berjalan. Akhirnya, Tan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Ketika Tan Giok sakit, Mundji menyebut anak-anak Tan hingga menantunya tidak ada yang mengurusi ayahnya. Mereka, disebut Mundji, sama sekali tidak peduli dengan kondisi ayah mereka.
"Setelah jatuh sakit itu, anak-anaknya pada cuek. Enggak mikirin. Pak Rudy enggak peduli," kata Mundji.
Bahkan, istri Tan sampai meminta pertolongan kepada Mundji yang kala itu masih menjabat Ketua RT untuk mengurusi suaminya.
Mundji mengaku kerap dimintai tolong untuk membelikan obat oleh istri Tan. Selain itu, ia juga masih ingat pernah mengantarkan Tan ke rumah sakit naik bajaj.
"Anaknya enggak pernah ngurus. Anak kandung loh itu," ujar Mundji.
Baca Juga: Pengakuan Tukang Jamu Langganan, Satu Korban di Kalideres Ingin Pinjam Uang Rp50 Juta untuk Operasi
Dalam kesaksiannya, Mundji menuturkan anak-anak Tan tak pernah membawa ayah mereka ke rumah sakit atau sekadar ke tempat urut.
Tiba-tiba, Mundji mendapat kabar dari istri Tan bahwa ayah Rudyanto tersebut sudah meninggal. Tan meninggal terbaring di kasur rumahnya.
Setelah meninggal, Mundji sendiri selaku Ketua RT yang mengurusi semua surat-surat kematian Tan.
Tak berselang lama setelah Tan meninggal, istrinya kemudian menyusul. Sampai saat ini, Mundji tak tahu penyakit apa yang diderita oleh Tan Giok Tjin dan istrinya.
"Sama anak-anaknya enggak dibawa ke dokter sehingga enggak tahu penyakitnya apa," ujar Mundji..
Selanjutnya, kata Mundji, Rudyanto memilih menjual rumah orang tuanya di Gang Lilin. Mereka kemudian pindah ke Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada 1997.
Baca Juga: Kondisi Terakhir Korban Tewas Sekeluarga di Kalideres Terungkap: Tadinya Cantik, Jadi Kurus Pucat
Mereka pun hidup di sana sampai akhirnya keempat korban ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022). Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda.
Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan sebelum jasad mereka ditemukan.
Sumber : TribunJakarta
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.