JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyidik Polda Metro Jaya menemukan bukti baru yang mengerucut kepada motif kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, bukti baru ini mematahkan motif yang sebelumnya beredar terkait kasus kematian satu keluarga. Seperti dugaan perampokan dan kematian akibat kelaparan.
"Ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini. Salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif," ujar Hengki usai olah TKP, Rabu (16/11/2022), dikutip dari Antara.
Hengki menambahkan pihaknya masih mendalami bukti baru dengan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
Baca Juga: Titik Terang Baru, Polisi Temukan Dugaan Motif Tewasnya Keluarga di Kalideres
Tidak hanya Apsifor, beberapa dokter forensik dari berbagai rumah sakit juga ikut terlibat dalam penyelidikan kasus ini.
Antara lain dari RS Polri Kramat Jati, Rumah Sakit Universitas Indonesia (UI) hingga Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Tujuannya, sambung Hengki, untuk mengetahui penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Citra Satu Exit Kalideres, Jakarta Barat.
"Jadi psikologi forensik ini yang akan memelajari secara komprehensif terhadap empat jenazah ini," ujar Hengki.
Baca Juga: Polisi Pastikan Satu Keluarga yang Meninggal di Kalideres Bukan karena Kelaparan
Penemuan satu keluarga tewas ini berawal saat ketua RT setempat mencium bau busuk sekitar pukul 18.00 dari dalam rumah korban di Perumahan Citra Satu Exit Satu, Kalideres, Kamis (11/10/2022).
Ketua RT langsung melapor ke Polsek Kalideres terkait temuan bau busuk itu. Bersama polisi, ketua RT akhirnya memaksa masuk ke dalam rumah tersebut.
Ketika pintu utama dibuka, petugas mendapati empat mayat di tiga ruangan berbeda, yakni ruang tamu, kamar tengah dan ruang belakang.
Polisi langsung melakukan pemeriksaan di sekitar lokasi. Setelah itu, keempat korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk proses autopsi.
Polisi tidak menemukan tanda bekas kekerasan dengan benda tumpul atau benda tajam di tubuh korban.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.