JAKARTA, KOMPAS.TV - Aparat kepolisian ternyata sempat berhenti tembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan dan suasana pun kondusif pada malam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Tembakan pertama pun terjadi relatif cepat, yakni hanya sembilan detik saja dengan 11 kali tembakan.
Tapi, usai kondisi Stadion Kanjuruhan sempat kondusif dan relatif dikuasai aparat, ternyata ada tembakan gas air mata lagi dan membuat panik para Aremania, julukan suporter Arema FC. Kekacauan pun tak terhindarkan.
Hal itu diungkap oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, saat merilis hasil kesimpulan akhir investigasi Tragedi Kanjuruhan pada hari ini, Rabu (2/11/2022)
"Pertama kali, 11 Kali tembakan dilakukan selama 9 Detik ke Tribun Selatan," papar Anam, Rabu, diikuti dari Breaking News Kompas TV.
Anam lantas menyebutkan, tembakan ke Tribun Selatan dan Utara terjadi 21 kali.
"Diperikirakan yang ditembakan ke tribun selatan dan utara 21 Kali. Lalu dua menit berikutnya, kembali ditembakkan," ungkapnya.
"Jadi ada jedanya, setelah ditembakkan sekali kali gas air mata ditembakkan, lalu berhenti, lalu stadion sempat dikuasai, lalu ditembakkan kembali gas air mata," paparnya.
Baca Juga: Komnas HAM: PSSI Langgar Regulasi, Tak Sampaikan Regulasi FIFA ke Polri
Anam lantas menyebutkan, ada 45 kali tembakan gas air dari aparat pada malam Tragedi Kanjuruhan tersebut.
Ia bahkan memprediksi ada 135 proyektil amunisi terlontar ke arah para suporter.
"Kalau lihat karakter senjata, sekali tembak ada yang keluar dua (amnunisi) dan keluar 5, karakter amunisinya bisa pecah, plesbol," paparnya.
"Ada yang super plesbol. Kalau 45 tembakan gas air mata, kalau kira-kira 3 aja amunisi keluar. Kurang lebih 135 kali, tapi itu asumsi. Angkanya tidak konsisten," tambah anam.
Baca Juga: Komnas HAM Simpulkan Gas Air Mata Pemicu Utama Kematian Pada Tragedi Kanjuruhan, Bukti di Pintu 13
Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kelam 1 Oktober 2022 lalu usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Korban meninggal mencapai 135 jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan.
Ratusan korban lain masih luka-luka dan sampai kini disebut masih banyak trauma.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.