JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin menyebut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) bertanggung jawab secara sosial politik atas tragedi Kanjuruhan.
"Siapa yang bertanggung jawab secara sosial politik? Kalau kita mengacu kepada Undang-Undang Keolahragaan, yang bertanggung jawab ya Menteri Olahraga," kata Amiruddin di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (12/10/2022).
"Menteri Olahraga harus ditanya, supaya kita tahu manajemen keolahragaan itu betul-betul berjalan dengan baik," jelasnya.
Ia juga mendorong agar penyidikan atas Tragedi Kanjuruhan tak hanya terbatas pada pihak-pihak yang berada di lapangan.
"Penyidikan pidananya jangan hanya terbatas kepada yang ada di lapangan, (tapi) yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa ini siapa sebetulnya," ujarnya.
Baca Juga: Komnas HAM Tepis Temuan Miras di Kanjuruhan: Botol Plastik Aja Dilarang, Apalagi Botol Kaca
Amiruddin menerangkan, Komnas HAM turut berperan dalam melakukan investigasi Tragedi Kanjuruhan untuk memastikan hak asasi manusia (HAM) korban untuk tahu, terpenuhi.
"Komnas HAM itu posisinya kan dalam rangka agar hak asasi manusia dipenuhi. Fokus Komnas HAM itu pemenuhan hak korban untuk tahu, mengapa peristiwa itu terjadi," ujarnya.
Ia menyebut, hasil investigasi Komnas HAM bisa menjadi tambahan untuk penyidik maupun bagian dari keterbukaan penyidikan tragedi yang menewaskan setidaknya 132 orang itu.
"Hasil investigasi Komnas HAM bisa menjadi tambahan untuk penyidik atau bagian dari mengungkap fairness atau keterbukaan dari penyidikan peristiwa ini," ungkapnya.
Amiruddin menilai, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan, agar peristiwa serupa tak terulang kembali.
"Ini harus ada yang bertanggung jawab, agar peristiwa ini tidak terulang kembali," tekannya.
"Jadi peristiwa ini jangan berlalu begitu saja, ini harus jadi pelajaran bagi kita," pesan dia.
Baca Juga: Komnas HAM: Tembakan Gas Air Mata ke Tribun Selatan Kanjuruhan Jadi Penyebab Banyak Korban Meninggal
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Komnas HAM telah melakukan investigasi terkait kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) silam.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan bahwa hasil investigasi pihaknya menemukan bahwa penembakan gas air mata ke tribun selatan mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.
"Penembakan gas air mata pertama kali ditembakkan ke tribun selatan 22.08 WIB. Dan titik krusial yang mengakibatkan banyak yang meninggal, lalu timbul dinamika sehingga stadion jadi ricuh," ungkapnya dalam Breaking News Kompas TV, Rabu (12/10).
Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Kericuhan Itu Diawali dengan Gas Air Mata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.